Kamis 22 Feb 2024 15:00 WIB

AS Tanggapi Panasnya Hubungan Brasil dan Israel

Blinken menjelaskan, AS tak setuju dengan komentar Presiden Lula.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Setyanavidita livicansera
Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva berbicara pada KTT BRICS ke-15, di Johannesburg, Afrika Selatan, (22/8/2023).
Foto: EPA-EFE/KIM LUDBROOK
Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva berbicara pada KTT BRICS ke-15, di Johannesburg, Afrika Selatan, (22/8/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, BRASILIA – Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat (AS) Antony Blinken telah melakukan pertemuan dengan Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva di Brasília, Rabu (21/2/2024). Pada kesempatan itu, Blinken menyampaikan ketidaksetujuannya atas komentar da Silva baru-baru ini yang menyamakan kekejaman Israel di Gaza dengan pembantaian Yahudi oleh Nazi pada Perang Dunia II.

“Menurut saya ini adalah pertukaran yang jujur, dan Menlu (Blinken) menjelaskan, kami tidak setuju dengan komentar (Lula da Silva) tersebut,” kata seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri AS, yang memberikan pengarahan kepada media setelah Blinken melangsungkan pertemuan dengan Lula da Silva.

Baca Juga

Dalam pernyataan terpisah, Kantor Kepresidenan Brasil mengatakan pertemuan Lula da Silva dan Blinken yang berlangsung hampir dua jam itu melibatkan diskusi mengenai berbagai topik mulai dari KTT G20 hingga upaya perdamaian di Gaza serta Ukraina. “Presiden Lula menegaskan kembali keinginannya untuk perdamaian dan diakhirinya konflik di Ukraina dan Jalur Gaza. Keduanya sepakat tentang perlunya pembentukan Negara Palestina,” katanya.

Kursi kepresidenan G20 tahun ini diketahui dipegang Brasil. Pekan ini, Brasil menjadi tuan rumah pertemuan para menlu G20. Saat ini hubungan Israel dan Brasil dibekap ketegangan menyusul komentar Lula da Silva yang menyamakan kekejaman Israel di Gaza dengan pembantaian Yahudi oleh pemimpin Nazi, Adolf Hitler, pada Perang Dunia II.

Pemerintah Israel telah menyatakan Lula da Silva sebagai “persona non-grata” pada Senin (19/2/2023). Artinya Tel Aviv tidak akan menerima kehadiran presiden berusia 78 tahun itu di negaranya. “(Lula da Silva) persona non-grata selama dia tidak menarik kembali ucapannya dan meminta maaf,” kata Menteri Luar Negeri (Menlu) Israel, Israel Katz, dikutip laman Al Arabiya.

Pada Senin lalu, Katz juga telah memanggil Duta Besar (Dubes) Brasil untuk Israel Frederico Meyer. Mereka melangsungkan pertemuan di pusat peringatan Holocaust Yad Vashem di Yerusalem. Katz memanggil Meyer untuk menyampaikan protes atas komentar Lula da Silva.

Pemerintah Brasil kemudian memanggil Meyer pulang ke negaranya untuk keperluan konsultasi. Kementerian Luar Negeri Brasil juga telah memanggil dubes Israel untuk negara tersebut, Daniel Zonshine, pada Senin lalu. Menurut sumber diplomatik, dalam pertemuan itu, Menlu Brasil Mauro Vieira menyampaikan ketidakpuasan atas perlakuan Israel terhadap Meyer dan Lula da Silva.

Sebelumnya Lula da Silva menggambarkan agresi Israel yang masih berlangsung di Jalur Gaza sebagai genosida. Dia pun menyandingkan tindakan Israel dengan kekejaman yang dilakukan pemimpin Nazi, Adolf Hitler, pada era Perang Dunia II. “Apa yang terjadi di Jalur Gaza bukanlah perang, ini adalah genosida,” demikian saluran Canal Gov Brazil mengutip ucapan Lula da Silva, Ahad (18/2/2024).

Dia berpendapat, apa yang dihadapi dan dialami rakyat Palestina di Gaza belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah. “Sebenarnya, hal itu telah terjadi: ketika Hitler memutuskan untuk membunuh orang-orang Yahudi (pada era Perang Dunia II),” kata da Silva. “Ini bukan perang antara tentara melawan tentara. Ini adalah perang antara tentara yang sangat siap dengan perempuan dan anak-anak,” tambahnya.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan, komentar Lula da Silva telah melewati garis merah. “Kata-kata Presiden Brasil memalukan dan mengkhawatirkan. Ini tentang meremehkan Holocaust (pembantaian Yahudi pada Perang Dunia II) serta mencoba merugikan orang-orang Yahudi dan hak Israel untuk membela diri,” ujar Netanyahu dalam sebuah pernyataan.

Saat ini Israel dan Hamas masih terlibat pertempuran di Jalur Gaza. Sejauh ini lebih dari 29 ribu warga Gaza telah terbunuh sejak Israel meluncurkan agresinya pada 7 Oktober 2023. Sebagian besar korban jiwa adalah perempuan dan anak-anak.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement