Kamis 22 Feb 2024 16:37 WIB

Bayar Utang Minyak, Sri Lanka Ekspor Teh Senilai 20 Juta Dolar ke Iran

Kesepakatan teh-untuk-minyak disepakati pada bulan Desember 2021.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Friska Yolandha
Ilustrasi daun teh. Pemerintah Sri Lanka mengatakan, mereka telah mengekspor teh senilai 20 juta dolar AS ke Iran.
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Ilustrasi daun teh. Pemerintah Sri Lanka mengatakan, mereka telah mengekspor teh senilai 20 juta dolar AS ke Iran.

REPUBLIKA.CO.ID, KOLOMBO -- Pemerintah Sri Lanka mengatakan, mereka telah mengekspor teh senilai 20 juta dolar AS ke Iran. Pengiriman teh tersebut dimaksudkan sebagai pembayaran sebagian utang minyak Kolombo kepada Teheran sebesar 251 juta dolar AS. Sri Lanka diketahui sedang dibekap krisis ekonomi.

“Sejauh ini teh senilai 20 juta dolar AS telah diekspor ke Iran berdasarkan perjanjian perdagangan barter,” kata kantor Perdana Menteri Sri Lanka Dinesh Gunawardena dalam sebuah pernyataan setelah pembicaraan dengan Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amirabdollahian, Rabu (21/2/2024), dikutip laman Al Arabiya.

Baca Juga

Kesepakatan barter antara teh dan minyak disepakati Sri Lanka-Iran pada Desember 2021. Namun proses ekspor tertunda karena Sri Lanka dibekap krisis ekonomi yang memaksa Gotabaya Rajapaksa mundur sebagai presiden pada Juli 2022.

Kesepakatan teh-untuk-minyak disepakati pada bulan Desember 2021, namun ekspor tertunda karena krisis ekonomi Kolombo yang memaksa presiden saat itu, Gotabaya Rajapaksa, untuk mundur pada bulan Juli 2022.

Kesepakatan barter memungkinkan Iran, yang kini masih di bawah sanksi internasional, menghindari penggunaan mata uang keras untuk membayar impor teh populer Sri Lanka. Di sisi lain, hal itu juga membuka jalan bagi Sri Lanka memanfaatkan tehnya sebagai alat bayar. Sebab negara tersebut tengah mengalami kekurangan mata uang asing.

Pada 2016, hampir separuh konsumsi teh masyarakat Iran berasal dari teh Ceylon yang populer di Sri Lanka. Namun, proporsi tersebut telah menurun dalam beberapa tahun terakhir.

Sri Lanka gagal membayar utang luar negerinya sebesar 46 miliar dolar AS pada April 2022. Mereka mendapatkan dana talangan IMF sebesar 2,9 miliar dolar AS pada awal tahun lalu.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement