Kamis 22 Feb 2024 21:30 WIB

Bulog: Bantuan Beras Bantu Masyarakat di Tengah Gejolak Pangan Dunia

Stok beras Bulog saat ini dalam kondisi aman.

Warga antre membeli bahan pangan murah di Pasar Induk Surabaya Sidotopo, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (21/2/2024). Pasar murah tersebut menjual tiga bahan pokok di bawah harga pasar, diantaranya beras Bulog SPHP Rp53.500 per lima kilogram, gula pasir Rp15.700 per kilogram dan minyak goreng Rp13.750 per liter.
Foto: ANTARA FOTO/Didik Suhartono
Warga antre membeli bahan pangan murah di Pasar Induk Surabaya Sidotopo, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (21/2/2024). Pasar murah tersebut menjual tiga bahan pokok di bawah harga pasar, diantaranya beras Bulog SPHP Rp53.500 per lima kilogram, gula pasir Rp15.700 per kilogram dan minyak goreng Rp13.750 per liter.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi mengatakan bantuan pangan beras sebesar 10 kg, yang diberikan pemerintah, bertujuan membantu masyarakat kurang mampu mencukupi kebutuhan pangannya di tengah gejolak harga pangan dunia.

"Mereka yang mendapatkan bantuan itu tidak perlu lagi pergi ke pasar, mereka punya beras," katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (22/2/2024).

Baca Juga

Bayu menyampaikan hal tersebut saat mendampingi Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyerahkan bantuan pangan kepada keluarga penerima manfaat di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, Kamis.

Bayu menegaskan bahwa salah satu tujuan utama dari program bantuan pangan beras adalah untuk memastikan keluarga penerima manfaat (KPM) yang berpenghasilan di bawah garis kemiskinan memiliki cukup pasokan beras.

Menurut dia, pentingnya program tersebut sebagai langkah konkret untuk mengatasi masalah kelaparan dan ketidakcukupan pangan di kalangan masyarakat yang kurang mampu.

"Kemudian, bagi keluarga yang tidak dapat pembagian bisa membeli beras SPHP yang juga sudah semakin tersedia di mana-mana," ujar Bayu.

Presiden Jokowi mengecek langsung ketersediaan cadangan beras pemerintah (CBP) di Gudang Bulog Batangase Maros, sekaligus menyerahkan bantuan pangan kepada keluarga penerima manfaat.

Presiden menjelaskan bahwa kenaikan harga beras dipicu oleh fenomena El Nino yang melanda di seluruh dunia, sehingga berdampak pada kenaikan harga karena jumlah produksi menurun, sementara kebutuhan konsumsi masyarakat cenderung tetap atau bahkan mengalami peningkatan.

"Bapak dan Ibu tahu kan kenapa mendapatkan bantuan beras? Karena saat ini harga beras di seluruh dunia sedang naik, kenaikan harga beras ini disebabkan perubahan iklim karena terjadi El Nino. Meskipun demikian, negara kita memberikan bantuan pangan berupa beras sebanyak 10 kg per bulan kepada jutaan penerima manfaat," kata Jokowi.

Menteri BUMN Erick Thohir yang ikut mendampingi Presiden, menambahkan stok beras Bulog saat ini dalam kondisi aman.

Erick mengatakan secara nasional Bulog sudah menyiapkan stok cadangan beras pemerintah dengan baik untuk pelaksanaan program-program seperti bantuan pangan beras yang direncanakan hingga Juni 2024.

"Untuk penyaluran beras SPHP (stabilisasi pasokan dan harga pangan) dan menghadapi Puasa serta Lebaran. Program bantuan beras ini juga terbukti efektif meredam gejolak harga beras yang terjadi sebagai dampak El Nino," ujarnya.

Sementara itu, Jamilah (70) mengaku bahagia bisa mendapat bantuan pangan beras dari pemerintah, sehingga bisa memenuhi kebutuhan pangan keluarganya.

"Kami sangat membutuhkan sekali bantuan seperti ini, karena sangat membantu buat orang susah seperti kami, terima kasih pemerintah semoga bantuan ini rutin diberikan," kata Jamilah.

sumber : ANTARA
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement