REPUBLIKA.CO.ID, RIO DE JANEIRO – Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi mengangkat penderitaan rakyat Palestina dalam pertemuan menlu G20 di Rio De Janeiro, Rabu (21/2/2024). Dia pun mendorong G20 untuk bertindak mengakhiri krisis di Jalur Gaza.
“Salah satu krisis paling tragis di zaman kita adalah situasi di Palestina, khususnya di Gaza. Hari ini menandai hari ke-138 serangan Israel terhadap Gaza,” kata Retno dalam pernyataannya.
Dia mengungkapkan, pekan lalu, Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan telah menetapkan situasi di Gaza sebagai krisis kemanusiaan terburuk dalam 50 tahun terakhir.
Sejak Israel meluncurkan agresinya pada 7 Oktober 2023, lebih dari 29 ribu warga Gaza telah terbunuh. Ratusan warga Palestina di Tepi Barat juga terbunuh sejak pecahnya perang di Gaza.
Menurut Retno, tidak ada pembenaran atas kekejaman yang terjadi di Gaza. “Menghadapi genosida, warga sipil di Gaza terjebak dalam neraka. Mereka tidak mempunyai jalan keluar, tidak ada akses terhadap kebutuhan-kebutuhan penting, kehilangan harapan mereka untuk masa depan,” ujarnya.
Menlu menekankan, apa yang terjadi di Gaza bukan hanya bencana kemanusiaan, tapi juga mimpi buruk geopolitik. Sebab efek konflik telah meluas dan mengancam stabilitas serta keamanan di kawasan.
Oleh sebab itu, dia menekankan bahwa komunitas internasional tidak bisa hanya berdiam diri dan menyaksikan kengerian tersebut. “G20 harus bertindak sekarang untuk mengakhiri krisis ini. Bersama-sama kita harus mengambil tiga langkah konkret,” kata Retno.
Langkah pertama adalah mendorong gencatan senjata segera dan permanen dengan cara apa pun. Retno mengungkapkan, hal itu merupakan terobosan utama guna menghentikan pertumpahan darah, meringankan penderitaan kemanusiaan, dan menciptakan lingkungan kondusif bagi negosiasi adil menuju solusi dua negara.
“Solusi dua negara adalah satu-satunya solusi. Dengan melakukan hal ini, kami juga mendorong Israel untuk berhenti melanggar hukum internasional,” ucap Menlu.
Langkah kedua yang diusulkan Retno adalah menghindari standar ganda. “Kita tidak bisa memperlakukan Palestina secara berbeda dari kasus-kasus lain, dari isu-isu lain. Kita tidak boleh berdiam diri ketika Israel terus menghancurkan rumah, rumah sakit, sekolah, dan kamp pengungsi,” katanya.
Baca juga: Saat Kiamat Tiba, Baca Kalimat Thayyibah yang 'Dibocorkan' Rasulullah SAW Ini
Di luar itu, Retno mengimbau seluruh anggota G20 meningkatkan dukungan terhadap Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA). Dia menekankan, lebih dari sebelumnya, warga Palestina membutuhkan solidaritas dan bantuan.
Langkah ketiga yang diusulkan Retno adalah menurunkan ketegangan global dan mencegah eskalasi lebih lanjut. “Melihat situasi di Palestina, kita harus menyadari bahwa dunia kita sedang menghadapi berbagai titik konflik,” ujar Menlu.
“Kita harus menunjukkan kepada dunia bahwa kita bersatu dan mampu menjadi katalisator perubahan positif dalam krisis apa pun. Mari kita tunjukkan kepada dunia bahwa kita, anggota G20, adalah kontributor bagi perdamaian dan stabilitas,” kata Retno dalam kalimat penutupnya.
Ikuti Whatsapp Channel Republika