Kamis 22 Feb 2024 22:18 WIB

PHRI Siap Perkuat Ekosistem Pariwisata Indonesia

PHRI juga membahas situasi usaha sektor pelayanan terhadap tamu.

Red: Lida Puspaningtyas
Wisatawan menikmati suasana savana Bekol di Taman Nasional Baluran, Situbondo, Jawa Timur, Ahad (18/2/2024). TN Baluran kembali dibuka untuk wisatawan setelah sebelumnya ditutup selama satu bulan untuk pemulihan kawasan Wisata serta peningkatan pelayanan.
Foto: ANTARA FOTO/Budi Candra Setya
Wisatawan menikmati suasana savana Bekol di Taman Nasional Baluran, Situbondo, Jawa Timur, Ahad (18/2/2024). TN Baluran kembali dibuka untuk wisatawan setelah sebelumnya ditutup selama satu bulan untuk pemulihan kawasan Wisata serta peningkatan pelayanan.

REPUBLIKA.CO.ID, BATAM -- Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) siap memperkuat ekosistem pariwisata Indonesia usai pandemi COVID-19 melalui berbagai upaya optimalisasi kepariwisataan di bidang perhotelan.

Ketua PHRI Haryadi Sukamdani di Batam, Kamis mengatakan adapun beberapa program yang akan dilaksanakan oleh PHRI di antaranya bekerja sama dengan Kemenparekraf untuk mengoptimalkan Karisma Event Nusantara.

Baca Juga

Selain itu juga berkolaborasi dengan para agen travel untuk membuat travel mart melalui acara Wonderful Indonesia Travel Fair (WITF) 2024.

"Jadi banyak program yang lebih kita tekankan kolaborasinya. Sesuai tema Rakernas kali ini yakni memperkuat ekosistem pariwisata dan mempercepat pertumbuhan ekonomi Indonesia, kami menyiapkan program  satu tahun ke depan yang bertujuan untuk mengoptimalkan kinerja pariwisata Indonesia," kata Haryadi saat memberikan keterangan pers dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) IV PHRI Tahun 2024 yang digelar di Kota Batam, Kepulauan Riau.

Dalam mewujudkan program-program tersebut, pihaknya turut meningkatkan kerjasama dengan seluruh pemangku kebijakan pada sektor pariwisata, mulai dari asosiasi pariwisata, pemerintah pusat hingga daerah, serta tokoh masyarakat.

Selain itu, dalam rakernas, PHRI juga membahas situasi usaha sektor pelayanan terhadap tamu (hospitality) serta menghadapi tantangan terkini hotel dan restoran di Indonesia.

Ia menyebutkan salah satu fokus PHRI terkait meningkatnya jumlah online travel agent (OTA), namun belum terjadi pemulihan sektor akomodasi.

Berdasarkan data BPS sepanjang tahun 2023 lalu, okupansi hotel di Indonesia masih belum dapat meningkatkan keterisian kamar di berbagai wilayah di Indonesia.

Data PHRI menunjukkan angka okupansi tersebut masih di bawah okupansi pada tahun 2019 atau periode sebelum pandemi COVID-19.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement