REPUBLIKA.CO.ID, Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Wakil Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Wamenparekraf/Kabaparekraf) Angela Tanoesoedibjo membuka ARCH:ID 2024, yang merupakan pameran dan konferensi arsitektur terbesar dan paling bergengsi di Indonesia yang diselenggarakan oleh Ikatan Arsitek Indonesia (IAI).
“Saya mengapresiasi inisiasi IAI yang bekerja sama dengan PT. CIS Exhibition, yang telah konsisten menyelenggarakan event tahunan ARCH:ID. Kita berharap ini menjadi sebuah wadah yang baik untuk semua pemangku kepentingan. Dan jika kita bisa sama-sama memajukan industri arsitektur, sama halnya dengan kita memajukan ekonomi kreatif,” kata Angela dalam sambutannya pada acara ARCH:ID 2024 di ICE BSD Tangerang Banten Kamis (22/2).
Menurut Angela, arsitektur sebagai salah satu subsektor ekonomi kreatif Indonesia memiliki kaitan erat dengan pariwisata. Apabila sektor pariwisata berkembang, maka ekonomi kreatif juga turut berkembang. Pemeirntah melihat industri arsitektur ke depan sangat prospektif dan positif. Karena didukung juga oleh investasi pariwisata di Indonesia, yang terus meningkat dari tahun ke tahun.
“Di tahun 2023, tercatat investasi pariwisata di Indonesia mencapai lebih dari Rp45 triliun. Kita harapkan gambaran ini bisa mendorong industri arsitektur. Karena kita melihat ada tren ke depan bahwa arsitektur sebagai daya tarik pariwisata,” lanjutnya.
Potensi alam dan budaya lokal lanjut Angela, yang ditunjang dengan kehadiran arsitektur dan desain interior yang memberikan kenyamanan dan nilai karya seni, pada akomodasi pariwisata. Seperti hotel, vila, hingga restoran, tentu akan menjadi magnet bagi wisatawan.
“Jadi bukan hanya sekadar gedung. Melainkan melalui bangunan-bangunan tersebut muncul suatu esensi budaya yang ditonjolkan, atau bahkan keunikan tiap daerah tergantung dimana bangunan itu didirikan. Tentu ini akan menjadi story telling yang kuat,” terangnya.
Ketua Umum IAI, Georgius Budi, menjelaskan dalam edisinya yang ke empat, ARCH:ID yang digelar pada 22 - 25 Februari 2024 di ICE BSD, mengangkat tema "Placemaking: Tolerance". Dimana tema tersebut mengangkat peran arsitektur sebagai jembatan untuk membangun harmonisasi hubungan antar-manusia, pengembangan kota, pelestarian alam, yang dintegrasikan dengan teknologi.
Georgius berharap, ARCH:ID kali ini dapat menjadi ruang bagi para pemangku kepentingan. Khususnya di subsektor arsitektur untuk berbagi gagasan, pengalaman serta membangun jejaring. Dan menjadi ruang dimana stakeholder arsitektur Indonesia dari hulu ke hilir, bersama-sama membangun arsitektur sebagai bagian dari peradaban.
“Arsitektur itu adalah komponen dalam menggagas peradaban. Jadi peradaban yang tercipta itu juga terlihat dari seperti apa arsiteknya.Yang mebedakan dari ICH:ID tahun ini pertama dari sisi volume yang menggunakan 2 hall adalah. Begitu juga dari jumlah peserta yang ikut tahun ini mencapai 150 excibitor,” bebernya.
Dalam ARCH:ID 2024, Kemenparekraf berkesempatan menghadirkan instalasi arsitektur yang bertemakan kelokalan. Di mana material yang digunakan berwarna alam yakni kayu. Benang merah dari arsitektur ini adalah bentuk atap tradisional Indonesia yang kemudian dieksplorasi menjadi bentuk yang unik dan berbeda. Instalasi tersebut adalah hasil dari para peserta yang mengikuti program "Workshop Kolaborasi Arsitektur" Kemenparekraf pada 2023.
Alvin Lim ADJ Architektur dari Malaysia, mengatakan pameran ini adalah suatu bukti arsitek di Indonesia berkembang dan memberi instruksi kepada material- material, inovasi ke benda benda, kepada industri tentang perkembangan di Indonesia.
“Harapan saya dengan adanya ARCH:ID, duania arsitektur di Indonesia bisa lebih berkembang, lebih besar dan lebih banyak arsitek arsitek dari Indonesia yang akan datang untuk menggelar pameran ini,” tuturnya.
Dalam pemeran tersebut hadir juga perwakilan dari ikatan arsitek Singapura, Malaysia. Thailand, Philipina dan Korea Selatan.