REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Imam Al Ghazali bernama lengkap Abu Hamid Muhammad bin Muhammad bin Muhammad bin Ahmad al-Ghazali dalam kitab Ihya Ulumiddin menjelaskan gambaran cara Nabi Muhammad SAW berpakaian.
Imam Al Ghazali menjelaskan bahwa Nabi Muhammad SAW memakai kain sarung, baju, selendang, baju gamis, jubah dan apa saja yang diperolehnya. Pakaian warna hijau menyenangkan Rasulullah SAW, tetapi kebanyakan pakaian Rasulullah SAW berwarna putih.
Nabi Muhammad SAW bersabda, "Pakaikan pakaian warna putih pada manusia yang hidup dan kafanilah orang meninggal dengan kain putih."
Rasulullah SAW memakai pakaian qaba' (sejenis jubah panjang) dalam perang. Pakaian Rasulullah SAW tinggi hingga di atas kedua mata kaki. Beliau mempunyai satu potong baju yang dicelup dengan saffron. Dengan kain itu pula beliau mengerjakan sholat.
Kadang-kadang Nabi Muhammad SAW memakai sehelai kain, sampai di atas kedua mata kaki dan bersabda, "Sesungguhnya aku adalah hamba-sahaya, aku memakai pakaian sebagaimana yang dipakai oleh hamba-sahaya."
Rasulullah SAW mempunyai dua pakaian khusus untuk sholat Jumat, selain pakaiannya di luar sholat Jumat. Kadang-kadang beliau memakai sehelai kain sarung yang dipakai juga oleh istri-istrinya. Beliau pernah memiliki pakaian hitam yang kemudian dihadiahkan kepada orang lain.
Kadang-kadang Rasulullah SAW keluar memakai cincin stempel di tangannya. Beliau menstempel surat-surat yang akan dikirim dengan cincin itu dan bersabda, "Menstempel surat lebih baik daripada lisan yang banyak fitnah."
Nabi Muhammad SAW memakai tutup kepala, baik bersorban atau tidak bersorban. Kadang-kadang beliau membuka tutup kepala dan menaruh di hadapannya sebagai pembatas tempat sholat.
Apabila tidak memakai surban dan tutup kepala, Rasulullah SAW kadangkala menutup kepala dengan kain yang dililitkan. Rasulullah SAW mempunyai sorban yang dinamakan 'al-Sahab (awan). Kemudian sorban itu diberikan kepada Ali bin Abu Thalib Radhiyalahu anhu.
Apabila hendak mengenakan pakaian, Rasulullah SAW mulai memakainya dari sebelah kanannya sambil membaca, "Alhamdu lillahilladzi kasani ma uwaribihi aurati wa afajammala bihi finnasi (Segala puji bagi Allah yang telah menganugerahkan pakaian ini untuk menutup auratku dan memperelok tubuhku)."
Pada saat membuka pakaiannya, Rasulullah SAW mulai membukanya dari sebelah kirinya. Apabila memakai pakaian biru, maka pakaian lama beliau berikan kepada orang miskin dan bersabda, "Apabila seorang Muslim memberikan pakaiannya (pakaian bekasnya) kepada Muslim lainnya maka orang itu akan berada di dalam naungan Allah SWT, selama pakaian itu dipakai oleh orang yang diberi, baik sewaktu hidup maupun sesudah mati."