Jumat 23 Feb 2024 09:00 WIB

Aktivis Lingkungan Berbasis Agama Serukan Pemerintah Cegah Krisis Lingkungan

Aktivis lingkungan berbasis agama dorong pemerintah maksimalkan program lingkungan.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Erdy Nasrul
Ilustrasi pemadaman kebakaran hutan dan lahan.
Foto: ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas
Ilustrasi pemadaman kebakaran hutan dan lahan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Eksekutif Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) UIN Jakarta, Didin Syafruddin menyampaikan, solusi krisis lingkungan hidup tidak bisa hanya bergantung pada pemerintah dan politisi. Dia menilai, kini sudah mulai tumbuh gerakan lingkungan berbasis keagamaan.

"Ketika agama dibawa-bawa, artinya ada hal yang urgent yang perlu ditangani bersama," tuturnya, dalam keterangan pers yang diterima, Kamis (22/2/2024).

Baca Juga

Hal tersebut dia sampaikan dalam Diskusi Terarah bertajuk "Religious Environmentalism Action (REACT): Identitas Agama dan Aktivisme Lingkungan: Aktor, Strategi, dan Jaringan" di Jakarta, pada 20-22 Februari 2024.

Sebanyak 29 aktivis lingkungan berbasis agama, kepercayaan, dan kearifan lokal menyerukan pemerintah untuk lebih serius menangani kerusakan lingkungan. Mereka mendorong percepatan upaya pelestarian dan penanggulangan krisis iklim, bukan sekadar retorika.