REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Timbunan sampah plastik yang tidak dikelola secara bijak menjadi salah satu masalah utama yang dapat mengancam kehidupan manusia. United Nations Environment Programme (UNEP) mengestimasikan peningkatan volume sampah plastik yang mengalir ke lautan hingga tiga kali lipat dalam 20 tahun ke depan. Artinya, terdapat 23-37 juta metrik ton plastik mengalir ke laut setiap tahunnya di 2040.
Salah satu langkah kunci mengatasi ancaman sampah plastik ialah dengan komitmen kolektif yang menggunakan pendekatan keberlanjutan. Diperlukan upaya kolektif yang melibatkan peran aktif masyarakat dan pemangku kepentingan untuk meningkatkan mekanisme pengelolaan sampah domestik, khususnya plastik. Pun, penyediaan infrastruktur yang tepat guna juga diperlukan sebagai titik pengolahan sampah agar dapat diproses lebih lanjut.
Berangkat dari kesadaran akan pentingnya mengelola sampah secara kolektif, Amartha menginisiasi program bank sampah bagi para mitra usaha kecil dan mikro. Selain untuk mendorong peningkatan bisnis para mitra, program ini dinilai penting guna mendukung pelestarian lingkungan.
"Melalui pilar Amartha Lestari, Amartha mewujudkan keseimbangan pertumbuhan bisnis secara jangka panjang dengan komitmen untuk mendukung pelestarian lingkungan. Kami berharap ini bisa meningkatkan kesejahteraan akar rumput lewat program bank sampah, di mana masyarakat dapat memperoleh pendapatan tambahan dari hasil daur ulang sampah plastik," kata Katrina Inandia, Head of Sustainability and Impact Amartha, di Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Jumat (23/2/2024).
Sebagai langkah awal, program ini dilaksanakan di wilayah Teluknaga, Kabupaten Tangerang, Banten, dengan melibatkan mitra usaha kecil dan mikro Amartha. Pemilihan ini ditujukan untuk membatasi aliran sampah plastik masuk ke laut yang melewati Pantai Tanjung Burung. Teluknaga memiliki masalah serius terkait sampah.
Salah satu pantainya bahkan disebut sebagai “Pantai Sampah” yang selama 15 tahun terakhir miliki tinggi tumpukan sampah hingga mencapai 3 meter.
Berkolaborasi dengan Unilever, Amartha memulai program ini dengan sosialisasi kepada masyarakat yang merupakan jejaring bisnis kecil dan mikro Amartha, pembentukan bank sampah perempuan mikro, hingga menargetkan 25 bank sampah beroperasional di wilayah Teluknaga di akhir tahun.
Katrina berharap, inisiasi ini dapat menciptakan dampak berkelanjutan yang lebih luas, baik dari sisi sosial, lingkungan, dan ekonomi. Dari aspek sosial, program bank sampah kolektif akan meningkatkan kesadaran masyarakat dalam mengelola sampah plastik.
"Dari aspek ekonomi, bank sampah dapat meningkatkan pendapatan keluarga agar lebih sejahtera. Sementara dari aspek lingkungan, daur ulang sampah dapat berkontribusi membangun lingkungan yang lebih lestari," jelas dia.