REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Dewan Gabungan Pelaku Usaha Peternakan Sapi Potong Indonesia (Gapuspindo) Didiek Purwanto menilai, impor sapi seharusnya tetap dilakukan karena secara neraca kebutuhan sapi dalam negeri masih defisit.
Ia menyebut bahwa berdasarkan data populasi sapi hasil sensus Badan Pusat Statistik (BPS) 2023 tercatat 11,3 juta ekor dan kerbau sebanyak 470,9 ribu ekor. Maka kemampuan produksi lokal untuk memenuhi kebutuhan daging nasional di perkirakan hanya 281.640 ton atau 39,1 persen dari total kebutuhan nasional.
Jumlah yang harus dipenuhi dari impor sudah tertuang dalam rapat koordinasi terbatas (rakortas) yang juga telah diikuti Kementerian Perdagangan. Didiek mengatakan, hal itu mengacu pada Permendag Nomor 25 Tahun 2022 tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor. Khususnya pasal 8 yang menyatakan bahwa dalam jangka waktu paling lama lima hari kerja terhitung sejak tanggal permohonan diterima dengan persyaratan cukup maka Persetujuan Import (PI) wajib diterbitkan oleh Kemendag.
"Sementara semua anggota Gapuspindo telah mengajukan permohonan PI sejak pekan ke tiga Desember 2023 melalui sistem yang telah ditentukan pemerintah (Sistem NK NISW, Inatrade)," kata Didiek dilansir ANTARA, Jumat (23/2/2024).
Penerbitan PI, kata Didiek, merupakan rangkaian kebijakan yang menentukan kemampuan pemenuhan kebutuhan daging nasional. Terlebih untuk 2024 kecepatan pengeluaran PI akan berpengaruh terhadap ketersediaan daging nasional saat Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Idul Fitri yang akan jatuh pada 10 April.
Ia mengatakan, hal yang sering lepas dari perhatian bahwa saat Idul fitri selain jumlah kebutuhan daging meningkat dua kali lipat, masyarakat lebih memilih daging segar dalam memenuhi konsumsinya. Dengan demikian, maka akan terjadi peningkatan pemotongan sapi yang signifikan satu pekan menjelang puasa sampai mendekati Hari Raya Idul Fitri. "Kondisi ini yang akhirnya kebutuhan sapi hidup akan meningkat," kata Didiek.
Didiek menyebut berdasarkan laporan seluruh anggota Gapuspindu telah memperolah PI pada 16 Februari 2024 untuk periode sampai 31 Desember 2024. "Saat ini semua anggota sedang memproses importasi agar bisa segera bisa memasukkan sapi untuk mendukung kebutuhan sapi yang meningkat pada Idul Fitri," kata Didiek.