Jumat 23 Feb 2024 22:34 WIB

Ini Tiga Upaya Bulog Seimbangkan Harga Beras yang Terus Bergejolak

Realisasi penyaluran beras program SPHP Beras capai 264 ribu ton

Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Sejumlah warga membeli beras saat operasi pasar beras murah SPHP (stabilisasi pasokan harga pasar) di Lapangan Sempu Kota Serang, Banten, Jumat (23/2/2024). Pemda setempat bekerjasama dengan Perum Bulog menggelar operasi pasar beras murah yang dijual seharga Rp10.600 per kilogram untuk menstabilkan harga beras di pasaran yang naik hingga mencapai Rp17.500 per kilogram.
Foto: ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman
Sejumlah warga membeli beras saat operasi pasar beras murah SPHP (stabilisasi pasokan harga pasar) di Lapangan Sempu Kota Serang, Banten, Jumat (23/2/2024). Pemda setempat bekerjasama dengan Perum Bulog menggelar operasi pasar beras murah yang dijual seharga Rp10.600 per kilogram untuk menstabilkan harga beras di pasaran yang naik hingga mencapai Rp17.500 per kilogram.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi menerangkan pemerintah melalui Bulog melaksanakan tiga program utama sebagai bentuk intervensi pasar untuk menyeimbangkan harga beras. Saat ini harga beras terus melonjak di pasaran hingga melewati Harga Eceran Tertinggi (HET).

"Bulog melaksanakan Intervensi pertama melalui Gerakan Pangan Murah (GPM) yang mendatangi langsung ke pemukiman penduduk atau tempat keramaian, kemudian intervensi selanjutnya adalah program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) yang disalurkan ke retail modern, pasar tradisional dan pasar induk," ujar Arief dikutip dari siaran pers Bulog, Jumat (23/2/2024).

Realisasi penyaluran beras program Stabilisasi Pasokan dan Harga Beras (SPHP) ke tingkat konsumen hingga 17 Februari telah mencapai 264 ribu ton dalam 2 bulan ini. Sementara, pencapaian program Gerakan Pangan Murah (GPM) di berbagai daerah selama Januari telah terlaksana sebanyak 429 kali di seluruh provinsi dan kabupaten/kota. Di Februari ini, GPM ditargetkan sebanyak 315 kali dan akan terus diperbanyak sesuai kolaborasi bersama pemerintah daerah.

Arief melanjutkan, intervensi lainnya adalah penyaluran Bantuan Pangan sebanyak 10 kilogram ke masing-masing Keluarga Penerima Manfaat (KPM) yang saat ini terus berjalan. Pemerintah terus mendistribusikan bantuan pangan tiap bulannya kepada total 22 juta penerima se-Indonesia hingga Juni mendatang.

Namun demikian, Arief menegaskan bahwa memang diperlukan waktu agar tercapainya keseimbangan harga baik di tingkat produsen dan konsumen. Kondisi ini kata dia, telah diperhitungkan dengan baik oleh pemerintah sehingga masyarakat tidak perlu merasa khawatir terhadap harga pangan yang saat ini belum menentu.

Di lokasi yang sama, Direktur Supply Chain dan Pelayanan Publik (SCPP) Perum Bulog, Mokhamad Suyamto menerangkan Bulog akan terus melakukan manuver positif menyikapi harga beras yang masih fluktuatif. Langkahnya yakni dengan bergerak cepat menjalankan semua penugasan dari Pemerintah.

“Penyaluran bantuan pangan beras saat ini berjalan semua di seluruh Indonesia, kemudian semua outlet distibusi program SPHP, baik itu pasar induk, pasar tradisional dan retail modern telah kami gelontorkan beras SPHP untuk memperbanyak ketersediaan agar masyarakat tidak kesulitan dalam mencari beras. Dan yang terbaru, kami juga terjun langsung melalui Gerakan Pangan Murah ke masyarakat dengan melaksanakan program penjualan pangan pokok murah yang destinasinya dekat dengan pemukiman warga," ujarnya.

Menurutnya, Pemerintah terus melakukan aksi cepat tanggap atas dampak perekonomian yang ditimbulkan oleh perubahan iklim Elnino yang saat ini tengah melanda dunia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement