Korea Selatan (Korsel) dan Indonesia membahas proyek jet tempur yang tertunda. Isu ini dibahas oleh menteri luar negeri kedua engara di sela pertemuan para menlu kelompok G20 di Rio de Jeneiro pada Rabu (21/2/2024) lalu.
Dalam rilis Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Korsel, Menlu Korsel Cho Rae-yul dan Menlu Indonesia Retno Marsudi sepakat untuk terus bekerja sama dalam pembuatan jet tempur. Seperti diketahui, proyek ini mengalami perlambatan karena Indonesia telah bayar selama dua tahun.
"Indonesia telah setuju untuk menanggung sekitar 20 persen dari proyek itu, yang bernilai 8,1 triliun won (sekitar Rp95,07 triliun) dan diluncurkan pada 2015, untuk mengembangkan jet tempur KF-21 hingga 2026," kata rilis Kemenlu Korsel seperti dikutip kantor berita Yonhap.
Sebagai imbalan atas penanggungan biaya tersebut, Indonesia akan mendapatkan satu prototipe KF-21 dan transfer teknologi. Menurut kesepakatan, Indonesia juga bakal memproduksi 48 jenis jet temur itu di dalam negeri.
Kedua menlu sepakat untuk melanjutkan kerja sama agar proyek kerja sama strategis kedua negara, termasuk pengembangan jet tempur bersama dan partisipasi Korea Selatan dalam ‘pembentukan ekosistem mobil listrik’ Indonesia berjalan lancar dan mencapai hasil.
Mereka juga sepakat untuk bekerja sama dalam merevisi kuota impor Indonesia dan perjanjian penghindaran pajak berganda bilateral sebagai bagian dari upaya menawarkan lingkungan investasi bisnis yang lebih baik bagi perusahaan-perusahaan Korea Selatan.
Di X, Menlu Retno juga menginformasikan pertemuan tersebut. Namun dirinya tidak menyinggung menyoal proyek jet tempur.
"Senang bertemu @FMHoTae_yul Menlu Korsel untuk pertama kalinya (21/2). Kami membahas upaya percepatan pertumbuhan perdagangan melalui IK-CEPA & kerja sama dalam mendukung pengembangan ekosistem & infrastruktur EV di Indonesia," kata Retno di X seperti dikutip di Jakarta.