REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mulai fokus pada pemulihan (rehabilitasi) lingkungan pascabanjir yang melanda wilayah Demak, Jawa Tengah, imbas jebolnya tanggul sungai.
"Berdasarkan laporan BPBD sudah hampir 98 persen surut. Artinya kita sudah harus beralih bagaimana pemulihan lingkungan dilakukan agar ketika potensi banjir dan hujan kembali terjadi bisa meminimalisir risiko banjirnya," ujar Kepala Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB Bambang Surya Putra dalam keterangannya di Jakarta, Minggu.
Bambang mengatakan hasil kaji cepat yang dilakukan BPBD Kabupaten Demak menyebutkan bahwa banjir sudah mulai surut di hampir 98 persen wilayah. Para warga yang mengungsi juga telah berangsur kembali ke rumah.
Menurutnya, rehabilitasi lingkungan dilakukan agar warga yang terdampak dapat kembali menjalani kehidupan dengan normal.
Pemulihan lingkungan itu, kata dia, antara lain membantu warga membersihkan rumah dan jalanan dari lumpur dan sisa sampah, serta pembersihan saluran drainase.
Selain fasilitas umum dan sosial, pembersihan rumah secara mandiri juga perlu didukung. BNPB sudah merencanakan akan memberikan bantuan seperti alat kebersihan untuk rumah tangga serta penyemprotan disinfektan di setiap rumah yang terdampak kemarin.
Bambang berharap upaya yang dilakukan dapat membantu masyarakat terdampak memulai kembali kehidupannya.
"Jadi pembersihan secara mandiri perlu kita dukung, juga kemudian dukungan dengan pompa air dan mobil tangki yang mungkin listriknya juga belum hidup, sehingga perlu ada dukungan air bersih, ini harus dilakukan sebagai bagian dari percepatan penanganan darurat," katanya.
Disamping itu pemerintah terus mengupayakan percepatan penanganan darurat melalui berbagai cara, antara lain pelaksanaan operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) untuk mereduksi dan direstribusi curah hujan sebagai mitigasi di wilayah hulu.