REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Dosen Departemen Politik dan Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada (DPP Fisipol UGM), Arya Budi, mengomentari soal fenomena tingginya suara komedian Alfiansyah Komeng dalam pemilihan anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Pemilu 2024. Menurutnya melambungnya suara Komeng menurut real count KPU saat ini tidak lepas dari fotonya di surat suara.
"Saya sempat baca artikel sudah agak lama 20-30 tahun yang lalu sudah dites, sudah ada tes apakah foto di surat suara itu berpengaruh terhadap perilaku pemilih, probability akan lebih tinggi,"kata Arya.
Namun menurutnya model kampanye semacam itu akan bekerja jika populasi pemilih tak memiliki informasi yang cukup tentang caleg tersebut. Semakin eksposure informasi rendah maka probabilitas model foto semacam itu akan bekerja.
"Nah, kalau di teori political psychology ada yang namanya heuristik. Jadi orang shortcut caleg ini siapa nggak tahu, semua nggak tahu. Cari yang paling menarik, shortcut kedua urutan pertama. Itu sudah dites lintas zaman lintas negara dan hasilnya statistik signifikan secara substantif intinya ya ini secara empirik proven," ungkapnya.
Sebaliknya, model kampanye semacam itu tidak akan bekerja jika pemilih memperoleh informasi yang cukup mengenai caleg di dapil tersebut. Berdasarkan hasil hitung cepat KPU Sabtu (24/2/2024) malam, suara Alfiansyah Komeng mencapai 2.058.928 suara atau 19,97 persen.
Komedian Komeng menjadi pembicaraan usai unggul di hasil hitung sementara KPU. Komeng viral lantaran foto nyelenehnya di surat suara pada Pemilu 2024 beberapa waktu lalu.