Senin 26 Feb 2024 12:50 WIB

Jokowi Kumpulkan Menteri Bahas Program Makan Siang Prabowo-Gibran

Menurut Menteri Bahlil, sidang kabinet paripurna membahas program makan siang gratis.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Erik Purnama Putra
Presiden Jokowi saat memberikan pengarahan di Sidang Kabinet Paripurna terkait Peningkatan Kinerja Aparatur Sipil Negara Melalui Keterpaduan Layanan Digital Pemerintah di Istana Negara, Jakarta, Selasa (9/1/2024).
Foto: Republika/Dessy Suciati Saputri
Presiden Jokowi saat memberikan pengarahan di Sidang Kabinet Paripurna terkait Peningkatan Kinerja Aparatur Sipil Negara Melalui Keterpaduan Layanan Digital Pemerintah di Istana Negara, Jakarta, Selasa (9/1/2024).

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumpulkan para jajaran menteri Kabinet Indonesia Maju dalam Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara, Jakarta Pusat, Senin (26/2/2024). Uniknya, sidang itu sudah membahas programnyang dicanangkan pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Menurut Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia, dalam sidang kabinet tersebut salah satunya juga membahas program calon presiden terpilih berdasarkan hasil perhitungan suara sementara, Prabowo-Gibran, yakni program makan siang gratis bagi siswa.

Baca Juga

"Tadi membahas program-program Pak Prabowo termasuk di dalamnya adalah makan siang tahap awal," kata Bahlil di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat.

Bahlil mengatakan, pembahasan program makan siang Prabowo bukan bermaksud untuk mendahului hasil resmi perhitungan KPU. Pembahasan tersebut dilakukan untuk menyiapkan perencanaan program pemeritahan selanjutnya.

"Enggak kita kan buat rencana aja. Kita tunggu sampai penetapan KPU. Ini rancangan, simulasi, tahap awal nggak apa-apa," ujarnya.

Kendati demikian, dalam Sidang Kabinet tersebut Bahlil mengaku belum mengetahui apakah selanjutnya juga akan dibahas mengenai program capres lainnya. "Saya tidak tahu kita lihat di tahap kedua saat KPU memutuskan. Tadi kan rancangan umum," kata Bahlil.

Bahlil juga menilai tidak memerlukan tim transisi untuk menjalankan pemerintahan selanjutnya. Pasalnya, pemerintahan saat ini dan ke depan akan terus berkelanjutan.

"Kalau tim transisi itu dalam pandangan saya pemerintahan terdahulu itu tidak sinkron dengan pemerintahan terpilih. Kalau pemerintahan sekarang berkelanjutan. Apanya yang mau ditransisi?" ujar Bahlil.

Karena itu, menurut dia, pemerintahan selanjutnya hanya perlu melakukan perbaikan-perbaikan dari program pemerintahan yang sudah berjalan saat ini.

"Jadi yang ada itu pemantapan melanjutkan yang sudah bagus, yang belum bagus kita lakukan perbaikan dalam rangka melengkapi visi misi Prabowo-Gibran," ungkapnya.

Sementara itu, Menteri ATR/Kepala BPN Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) juga mengungkapkan hal yang sama. Dia menyebut, dalam Sidang Kabinet juga dibahas mengenai program makan siang capres terpilih berdasarkan hitungan sementara, Prabowo-Gibran.

Kendati demikian, menurutnya, pembahasan program makan siang tersebut tidak mendetil. "Tadi, ada saya lihat sepintas karena waktunya cukup singkat, tidak dibahas secara detail, kita hanya ada satu elemen yang itu juga jadi program unggulan dari capres terpilih," ujar AHY.

AHY mengatakan, implementasi dari program makan siang tersebut harus dihitung detil sehingga bisa tersalurkan dengan baik. Sebab, ada sekitar 83 juta anak yang akan menjadi sasaran penerima bantuan makan siang dan susu gratis.

Menurut AHY, program Prabowo-Gibran tersebut bertujuan untuk mengentaskan masalah stunting dan juga menggerakkan ekonomi. Dengan adanya program ini, lanjutnya, maka permintaan terhadap bahan pokok yang terkait pelakaanaan program pun akan meningkat.

"Program makan siang gratis termasuk susu tujuannya untuk menggerakan ekonomi karena ada demand yang besar, akan ada permintaan terhadap bahan pokok pangan yang besar, karena bisa dibayangkan satu anak saja beras, nasi, lauk, sayur, buah, susu kalikan 83 juta jadi akan terjadi perputaran ekonomi di tingkat, daerah di tingkat lokal," jelasnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement