REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pesantren Nurul Jadid meraih kesepakatan kolaboratif dengan Lembaga Koordinasi Pengembangan Bahasa Tionghoa (LKPBT) Jawa Timur. Hal tersebut ditandai dengan bentuk penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dilaksanakan di Gubug Makan Mang Engking Sidoarjo. Ahad (25/02/24).
Kerja sama ini bertujuan untuk mengembangkan kurikulum yang terintregasi dan menyeluruh dalam pengajaran Bahasa Mandarin serta studi ke Cina, yang akan mencakup aspek-aspek seperti sejarah, budaya, dan kehidupan sosial di Republik Rakyat Tiongkok (RRC). Hal ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam dan kontekstual kepada siswa di pesantren akan peran penting Tiongkok dalam tatanan global saat ini.
Kepala Pesantren Nurul Jadid, KH. Abdul Hamid Wahid menyatakan, “Kerja sama ini merupakan upaya kami untuk memberikan pendidikan yang holistik kepada siswa kami, yang tidak hanya mencakup aspek keagamaan, tetapi juga aspek linguistik dan kultural yang relevan dalam konteks globalisasi saat ini. Kami percaya bahwa pemahaman yang lebih baik tentang Bahasa Mandarin dan budaya Tiongkok akan membuka pintu peluang yang lebih luas bagi masa depan mereka”.
Soh Sian Gwan, Ketua LKPBT Jawa Timur juga menyambut baik kerja sama ini dengan memiliki komitmen terhadap pengembangan bahasa Mandarin di Pesantren Nurul Jadid.