Senin 26 Feb 2024 14:28 WIB

5 Kondisi yang Membuat Anda Berisiko Tersambar Petir, Sebaiknya Hindari

Sekitar 20 persen petir diperkirakan menyambar daratan dan mengenai manusia.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Qommarria Rostanti
Petir (ilustrasi). Setidakmya ada 5 kondisi yang meningkatkan risiko terkena sambaran petir.
Foto: pixabay
Petir (ilustrasi). Setidakmya ada 5 kondisi yang meningkatkan risiko terkena sambaran petir.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --- Petir merupakan fenomena alam yang cukup sering terjadi, dengan estimasi kemunculan 50 kali per detik di dunia. Sekitar 20 persen dari petir tersebut diperkirakan menyambar daratan dan berpotensi mengenai manusia.

Sambaran petir bisa berakibat fatal bagi manusia. Meski jumlah pastinya sulit untuk diketahui, diperkirakan ada sekitar 24 ribu kasus kematian dan 240 ribu kasus cedera akibat sambaran petir yang terjadi setiap tahun di dunia, seperti dilansir National Center for Biotechnology Information pada Senin (26/2/2024).

Baca Juga

Sebagian besar kasus sambaran petir pada manusia sebenarnya dapat dihindari. Salah satunya adalah dengan menghindari lokasi atau kondisi yang dapat meningkatkan risiko terkena sambaran petir. Berikut ini adalah lima lokasi atau kondisi yang patut dihindari tersebut, seperti dilansir Weather:

1. Sambaran langsung

Petir bisa langsung menyambar manusia tanpa perantara, meski relatif jarang terjadi. Sambaran petir seperti ini umumnya terjadi ketika manusia berada di area terbuka, seperti lapangan sepak bola atau lapangan golf.

Meski relatif lebih jarang terjadi, sambaran petir secara langsung berpotensi lebih mematikan dibandingkan jenis sambaran petir lain. Pada sambaran petir langsung, sebagian aliran listrik akan menjalar di permukaan kulit dan sebagian lainnya akan menjalar masuk ke tubuh melalui sistem saraf dan/atau sistem kardiovaskular.

2. Side flash

Side flash adalah sambaran petir yang terjadi ketika petir menyambar sebuah objek tinggi di dekat korban dan sebagian aliran listriknya menjalar ke korban. Jenis sambaran petir ini biasanya terjadi ketika korban berada sekitar 1-2 kaki atau sekitar 30-60 cm dari objek tinggi yang tersambar petir. Sering kali, side flash terjadi ketika korban sedang berteduh saat hujan di bawah pohon.

3. Ground current

Sambaran petir tak hanya bisa datang dari atas, tetapi juga dari tanah yang dipijak oleh korban. Sambaran petir yang menjalar lewat tanah ini dikenal sebagai ground current.

Ground currentvbiasanya terjadi ketika petir menyambar pohon atau objek lain, lalu sebagian energi listriknya menjalar di tanah. Setiap orang atau hewan yang berdiri di tanah tersebut bisa menjadi menjadi korban.

4. Cedera kontak

Energi listrik dari sambaran petir bisa mengalir melalui kawat atau objek berbahan logam, seperti perangkat elektronik yang tersambung ke colokan, keran air, hingga telepon di rumah. Korban bisa terpapar sengatan listrik ketika berkontak dengan objek-objek tersebut.

5. Badan air

Lokasi juga bisa menentukan risiko seseorang untuk terkena sambaran petir, seperti dilansir High Altitude Health. Selain area terbuka dan dataran tinggi atau puncak, badan air juga patut dihindari karena bersifat konduktif. beberapa contohnya adalah kolam renang, danau, serta sungai. Saat hujan badai, orang-orang sebaiknya menjauh minimal 20 kaki atau sekitar 6 meter dari badan air karena energi listrik dari petir bisa melompat hingga 15 kaki atau sekitar 4,572 meter.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement