Senin 26 Feb 2024 15:51 WIB

Mogok Kerja Sepekan, Dokter Magang Korsel Diminta Kembali Bekerja Kamis

Mogok kerja dokter magang memperburuk kekacauan di rumah sakit.

Red: Ani Nursalikah
Dokter magang menghadiri pertemuan darurat di kantor pusat Korean Medical Association, Seoul, Korea Selatan,  Selasa (20/2/2024). Sebanyak 6.415 dari 13 ribuan dokter magang di 100 rumah sakit Korea Selatan telah mengajukan pengunduran dirinya sebagai bentuk protes terhadap rencana pemerintah untuk menambah kuota mahasiswa kedokteran.
Foto: EPA-EFE/JEON HEON-KYUN
Dokter magang menghadiri pertemuan darurat di kantor pusat Korean Medical Association, Seoul, Korea Selatan, Selasa (20/2/2024). Sebanyak 6.415 dari 13 ribuan dokter magang di 100 rumah sakit Korea Selatan telah mengajukan pengunduran dirinya sebagai bentuk protes terhadap rencana pemerintah untuk menambah kuota mahasiswa kedokteran.

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Dokter magang dan residen di Korea Selatan (Korsel) sudah mogok kerja selama tujuh hari. Pemerintah mengatakan, Senin (26/2/2024), tidak akan meminta pertanggungjawaban dokter magang jika mereka kembali bekerja pada Kamis.

Gerakan mogok kerja yang telah dilakukan itu sebagai protes atas rencana kenaikan kuota sekolah kedokteran yang ditetapkan oleh pemerintah.

Baca Juga

Menteri Dalam Negeri Lee Sang-min membuat pernyataan tersebut selama pertemuan pemerintah. Tindakan kolektif yang sedang berlangsung oleh dokter magang telah memangkas operasi di rumah sakit umum besar di Seoul hingga 50 persen dari kapasitas.

Aksi mogok kerja tersebut juga telah menyebabkan ketidaknyamanan pasien. Ribuan dokter magang dan residen telah menjauhi rumah sakit pelatihan mereka sejak Selasa lalu.