Senin 26 Feb 2024 16:22 WIB

WFP: Stok Bantuan di Perbatasan Cukup untuk Populasi Gaza

WFP berharap untuk dapat beroperasi kembali terutama di utara Gaza.

Rep: Lintar Satria/ Red: Gita Amanda
Anak-anak pengungsi Palestina antre untuk menerima makanan yang disediakan oleh relawan di kota Deir Al Balah, Jalur Gaza Selatan, Sabtu (24/2/2024). Sebanyak 1,9 juta orang telah mengungsi di Gaza akibat konflik berkepanjangan. Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) menyatakan sebagian besar warga sipil di Gaza sangat membutuhkan bantuan kemanusiaan.
Foto: EPA-EFE/MOHAMMED SABER
Anak-anak pengungsi Palestina antre untuk menerima makanan yang disediakan oleh relawan di kota Deir Al Balah, Jalur Gaza Selatan, Sabtu (24/2/2024). Sebanyak 1,9 juta orang telah mengungsi di Gaza akibat konflik berkepanjangan. Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) menyatakan sebagian besar warga sipil di Gaza sangat membutuhkan bantuan kemanusiaan.

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Direktur Kedaruratan Program Pangan Dunia (WFP) Samer Abdeljaber mengatakan terdapat stok makanan di berbagai perbatasan Gaza untuk memberi makan seluruh populasi. Tapi tidak bisa distribusikan dengan aman ke populasi karena kekerasan pemeriksaan keamanan ketat.

"Kami memiliki cukup makanan di seluruh perbatasan, bahkan dari Yordania dan Mesir, yang dapat mendukung 2,2 juta orang, tapi kami harus memastikan kami mendapatkan akses yang tepat ke Gaza dari berbagai penyeberangan sehingga kami benar-benar dapat tiba ke masyarakat, baik yang di utara maupun di selatan atau tengah," kata Abdeljabar seperti dikutip dari Aljazirah, Ahad (25/2/2024).

Baca Juga

Ia mencatat WFP berharap dapat beroperasi kembali terutama di utara Gaza. Di mana mereka menangguhkan pekerjaan mereka karena kondisi yang tidak aman tapi banyak orang "yang membutuhkan" bantuan.

"Rute aman salah satu syarat berlanjutnya bantuan kami ke utara dan hanya itu hanya dapat dijamin bila prosesnya cepat, penundan di pos pemeriksaan membuat hampir mustahil bagi kami untuk masuk lebih jauh ke dalam daerah utara," katanya.

Pernyataan ini disampaikan setelah terdapat laporan warga Gaza terutama yang di utara mengalami kelaparan. Sementara Israel melanjutkan pengeboman tanpa henti dan memblokir bantuan kemanusiaan yang sangat dibutuhkan.

Sementara itu lebih dari 72 jam setelah pengeboman Israel meratakan sebuah rumah yang penuh dengan pengungsi Palestina di Deir el-Balah, keluarga korban terus mencari sisa-sisa orang tercinta.

Shatha Yaghi, yang selamat dari serangan tersebut, mengatakan ketika menggali reruntuhan ia menemukan anggota tubuh yang hancur dan beberapa organ tubuh keponakannya.

"Saya kembali untuk melihat apa yang tersisa," kata Yaghi kepada Aljazirah di lokasi rumahnya yang hancur. Ia menambahkan semua anggota keluarga dan mertuanya tewas atau terluka akibat serangan tersebut. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement