REPUBLIKA.CO.ID, LONDON — Wakil Ketua Partai Konservatif Inggris, Lee Anderson ditangguhkan dari Partai Konservatif PM Rishik Sunak.
Keputusan ini menyusul pernyataannya Jumat lalu yang menyerang Wali Kota London dari Partai Buruh, Sadiq Khan, bahwa Khan dikendalikan Islamis. Anderson menolak meminta maaf atas pernyataannya tersebut.
Dilansir dari Aljazirah pada Ahad (25/2/2024), Khan merupakan Muslim pertama yang menjadi walikota London dan anggota oposisi Partai Buruh. Khan sering menjadi sasaran kritik Konservatif atas penanganannya terhadap kepolisian di ibu kota Inggris, termasuk pawai pro-Palestina reguler.
Pada Rabu ratusan pengunjuk rasa pro-Palestina berkumpul di luar parlemen, selama pemungutan suara yang kacau tentang apakah akan menyerukan gencatan senjata di Gaza dan bahasa yang tepat untuk digunakan.
Ketua Majelis Rendah Parlemen, Lindsay Hoyle, mengatakan dia memutuskan prosedur parlemen yang biasa untuk pemungutan suara karena ancaman kekerasan sebelumnya yang diterima beberapa anggota parlemen karena pandangan mereka tentang konflik.
Suara Pro-Israel di Inggris, seperti Anderson, telah berusaha untuk menggambarkan gerakan pro-Palestina sebagai berbahaya, meskipun mayoritas responden Inggris dalam beberapa jajak pendapat mendukung diakhirinya serangan Israel di Gaza.
Berbicara kepada saluran televisi GB News, Anderson berkata, “Saya tidak benar-benar percaya bahwa kaum Islamis ini telah menguasai negara kita. Tapi yang saya yakini adalah mereka memiliki kendali atas Khan dan mereka memiliki kendali atas London. Dia benar-benar memberikan ibu kota kami kepada teman-temannya."
Pernyataannya memicu kritik dari seluruh spektrum politik. Menteri bisnis konservatif Nus Ghani, anggota senior Sajid Javid dan rekan Tory Gavin Barwell termasuk di antara tokoh senior Tory yang turut mengutuk komentar tersebut. Barwell menyebut komentar itu sebagai fitnah keji. Dewan Muslim Inggris menyebutnya "menjijikkan" dan ekstremis.
Khan yang secara teratur berbicara tentang pentingnya memerangi anti-Semitisme, misogini dan homofobia, mengatakan kepada wartawan bahwa dia menganggap komentar Anderson sebagai rasis dan Islamofobia dan bahwa komentar tersebut dianggap dapat memicu permusuhan dan memperparah kebencian anti-Muslim telah lama ada di Inggris.
Di tengah meningkatnya krisis...