REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi mengatakan pemerintah terus memperkuat ketersediaan dan stabilitas pangan strategis menjelang Ramadhan. Hal ini sebagaimana arahan Presiden Joko Widodo agar menjaga ketersediaan dan stabilitas pangan jelang Ramadan dan Idul Fitri agar masyarakat dapat lebih nyaman dalam memperoleh akses pangan.
"Untuk bulan puasa, InsyaAllah stok pangan kita aman, terutama beras. Kita siapkan dari sekarang. Untuk itu, terdapat 5 program kunci dalam kaitannya stabilisasi pangan yang secara kontinyu terus kita implementasikan bersama para stakeholder pangan se-Indonesia," kata Arief dikutip dari siaran persnya, Selasa (27/2/2024).
Saat ini kata Arief, harga gabah di beberapa lokasi mulai turun dari Rp 8.000-8600 per kilogram (kg), menjadi Rp 7.600 per kg. Bahkan ada di beberapa tempat angkanya juga di bawah Rp 7.000 seperti di Sumatera Selatan. Arief berharap dengan adanya panen lokal, bisa menurunkan harga di tingkat konsumen.
"Kalau harga gabah saat ini berangsur turun, artinya harga beras pasti akan terkoreksi. Tetapi Bapak Presiden menyampaikan bahwa nilai tukar petani itu harus dijaga. Jangan sampai nanti harganya drop signifikan sampai di bawah dari harga pokok produksi," lanjutnya.
Ia menjelaskan, beberapa langkah yang dilakukan untuk menjaga ketersediaan dan stabilitas harga diantaranya, pertama, penderasan stok beras SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan) dan beras komersial. Target penderasan beras program SPHP ke seluruh Indonesia, sesuai arahan Presiden Joko Widodo, telah diminta untuk dilipatgandakan sampai 250 ribu ton dalam sebulan.
Selama 2 bulan di awal 2024 ini, total beras SPHP sebanyak 7.596 ton telah memenuhi berbagai pasar ritel modern antara lain Hypermart, Ramayana, Indogrosir, Alfamart, Superindo, Lotte Mart, Lulu, Indomaret, Transmart, Tiptop, Foodhall, Naga, dan ritel modern lokal lainnya.
Sementara untuk beras komersial dari Perum Bulog juga terus disalurkan secara luas ke pasar-pasar. Targetnya sampai 30 Maret dapat memenuhi target 250 ribu ton.
"Program beras SPHP tetap dijalankan. Lalu beras komersial, juga ada penambahan lagi dari Bapak Presiden. Jadi di akhir 2023 ada 200 ribu ton yang diberikan kepada teman-teman penggilingan padi untuk membantu mempercepat stabilisasi. Hari ini kita siapkan lagi 200 ribu ton sambil mengganjal sampai dengan panen di Maret. Kita minta tolong penggiling padi untuk bantu cetak beras yang 5 kilo untuk didistribusikan ke seluruh ritel, termasuk para tradisional," ujar Arief.
Kedua, GPM (Gerakan Pangan Murah) dan FDP (Fasilitasi Distribusi Pangan) di berbagai daerah. Di Maret minggu pertama nanti, GPM akan dilesatkan dalam menyambut Ramadhan. GPM rutin akan dilaksanakan selama Ramadhan sampai Idul Fitri.
Untuk itu, Bapanas di tahun ini telah menyiapkan anggaran dekonsentrasi GPM jelang HBKN sebanyak 2 kali kegiatan di tiap provinsi dan juga tiap kabupaten/kota. Dengan itu, target GPM tingkat provinsi ada 72 kali dan 1.028 kali di tingkat kabupaten/kota. Operasi pasar murah seperti ini juga akan diiringi dengan FDP untuk menyokong daerah yang mengalami defisit pangan. Target FDP minimal sejumlah 1.250 ton.
Ketiga, percepatan penyaluran jagung SPHP ke peternak. Percepatan penyaluran SPHP jagung pakan ke para peternak di 18 provinsi akan terus dilaksanakan sampai Maret. Realisasi sampai 23 Februari telah menyentuh 49 persen atau 167 ribu ton dari total pagu 343 ribu ton. Ini terus disalurkan supaya harga daging dan telur ayam tetap stabil.
"Ini sebenarnya relate dengan bantuan pangan yang ada di pemerintah, tentunya melalui BKKBN (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional). Kami bersama ID FOOD menggunakan data KRS (Keluarga Risiko Stunting) dari BKKBN. Kita akan mulai di minggu ini untuk penyaluran bantuan daging ayam dan telur ke 1,4 juta keluarga selama 6 bulan," katanya.
Selanjutnya keempat, bantuan pangan beras ke 22 juta keluarga se-Indonesia terus dilanjutkan setiap bulan. Sebagaimana arahan Bapak Presiden, bantuan pangan akan terus dilanjutkan hingga Juni.
Untuk memastikan stok beras, Pemerintah Indonesia telah lakukan mitigasi dengan mempersiapkan stok sejak jauh hari, dimana tahun lalu 3 juta ton telah masuk dan di tahun ini sudah masuk 500 ribu ton dan akan masuk lagi 500 ribu ton.
"Selain itu, kita terus berharap panen di Maret nanti bisa tercapai 3,5 juta ton agar kita bisa serap,” katanya.
Terakhir, rapat koordinasi rutin bersama semua dinas pemerintah daerah yang membidangi pangan. Ini karena semua program tersebut perlu ada andil dari semua stakeholder pangan sehingga semua dapat bekerja secara hand in hand dalam memastikan ketersediaan pangan bagi masyarakat.