Selasa 27 Feb 2024 06:43 WIB

Harga Gabah Mulai Turun, Bapanas Optimistis Beras Ikut Terkoreksi

Nilai tukar petani tetap dijaga di tengah penurunan harga gabah.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Lida Puspaningtyas
Pekerja menjemur gabah di area pengeringan sebuah usaha penggilingan padi di Langlang, Singosari, kabupaten Malang, Jawa Timur, Jumat (16/2/2024). Pengusaha penggilingan padi setempat menyebutkan harga gabah basah di tingkat petani sejak tiga bulan terakhir terus meningkat dari Rp650 ribu per kuintal menjadi Rp800 ribu per kuintal sehingga biaya produksi giling gabah  membengkak dan harga beras di pasaran juga turut naik dari Rp12.000 hingga mencapai Rp17.000 per kilogram terutama untuk beras kualitas premium.
Foto: ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto
Pekerja menjemur gabah di area pengeringan sebuah usaha penggilingan padi di Langlang, Singosari, kabupaten Malang, Jawa Timur, Jumat (16/2/2024). Pengusaha penggilingan padi setempat menyebutkan harga gabah basah di tingkat petani sejak tiga bulan terakhir terus meningkat dari Rp650 ribu per kuintal menjadi Rp800 ribu per kuintal sehingga biaya produksi giling gabah membengkak dan harga beras di pasaran juga turut naik dari Rp12.000 hingga mencapai Rp17.000 per kilogram terutama untuk beras kualitas premium.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi optimistis harga beras ikut terkoreksi dengan turunnya harga gabah di tingkat petani. Saat ini kata Arief, harga gabah di beberapa lokasi mulai turun dari Rp 8.000-8600 per kilogram (kg), menjadi Rp 7.600 per kg. Bahkan ada di beberapa tempat angkanya juga di bawah Rp 7.000 seperti di Sumatera Selatan.

 

Baca Juga

"Harga beras itu apa kata harga gabah. Beras yang ada di pasar yang harganya di bawah itu adalah beras intervensi dari pemerintah. Kalau harga gabah saat ini berangsur turun, artinya harga beras pasti akan terkoreksi," ujar Arif dikutip dari siaran persnya, Selasa (27/2/2024).

 

Arief pun berharap dengan adanya panen lokal, bisa makin menurunkan harga di tingkat konsumen. Namun demikian, arahan Presiden Joko Widodo agar Bapanas tetap menjaga nilai tukar petani.

 

"Tetapi Bapak Presiden menyampaikan bahwa nilai tukar petani itu harus dijaga. Jangan sampai nanti harganya drop signifikan sampai di bawah dari harga pokok produksi," katanya.

 

Ia mengatakan pemerintah juga terus memperkuat ketersediaan dan stabilitas pangan strategis menjelang Ramadhan. Hal ini sebagaimana arahan Presiden Joko Widodo agar menjaga ketersediaan dan stabilitas pangan jelang Ramadan dan Idul Fitri agar masyarakat dapat lebih nyaman dalam memperoleh akses pangan.

 

"Untuk bulan puasa, InsyaAllah stok pangan kita aman, terutama beras. Kita siapkan dari sekarang. Untuk itu, terdapat 5 program kunci dalam kaitannya stabilisasi pangan yang secara kontinyu terus kita implementasikan bersama para stakeholder pangan se-Indonesia," kata Arief.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement