Selasa 27 Feb 2024 08:48 WIB

Tanggung Luka Jiwa Luar Biasa, Anak-Anak Gaza Merasa Mereka Lebih Baik Mati

Peristiwa sejak 7 Oktober memperparah kerusakan mental anak-anak di Gaza.

Rep: Mabruroh/ Red: Ani Nursalikah
Anak-anak pengungsi Palestina antre untuk menerima makanan yang disediakan oleh relawan di kota Deir Al Balah, Jalur Gaza Selatan, Sabtu (24/2/2024). Sebanyak 1,9 juta orang telah mengungsi di Gaza akibat konflik berkepanjangan. Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) menyatakan sebagian besar warga sipil di Gaza sangat membutuhkan bantuan kemanusiaan.
Foto: EPA-EFE/MOHAMMED SABER
Anak-anak pengungsi Palestina antre untuk menerima makanan yang disediakan oleh relawan di kota Deir Al Balah, Jalur Gaza Selatan, Sabtu (24/2/2024). Sebanyak 1,9 juta orang telah mengungsi di Gaza akibat konflik berkepanjangan. Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) menyatakan sebagian besar warga sipil di Gaza sangat membutuhkan bantuan kemanusiaan.

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Blokade Israel dan serangan tanpa ampun Israel di Jalur Gaza menyebabkan 12 ribu anak-anak Palestina meninggal dunia. Sebanyak satu juta lebih anak Palestina mengalami trauma psikologis.

Banyak dari mereka yang berusia dibawah lima tahun telah kehilangan kedua orang tua dan keluarga mereka, menginginkan untuk mati daripada hidup yang terus-menerus dibayangi oleh kekejaman Israel.

Baca Juga

BACA JUGA: Dibaca Setelah Subuh, Ini 5 Doa Pilihan Memohon Kelapangan Rezeki

Kepala Medecins Sans Frontières (Dokter Tanpa Batas) mengatakan PBB telah membuat istilah baru untuk mereka, yakni WCNSF alias anak yang terluka, tidak ada keluarga yang masih hidup. Istilah ini merujuk pada tingkat keparahan penderitaan anak-anak Gaza yang telah mengalami kerugian yang tidak dapat diatasi di tengah perang di wilayah yang terkepung.

Kementerian kesehatan di Gaza mengatakan pada Jumat bahwa setidaknya 29.514 orang, termasuk lebih dari 12 ribu anak-anak meninggal dunia di wilayah Palestina selama perang sejak 7 Oktober. Dalam 24 jam terakhir saja, lebih dari 100 orang telah meninggal dan total 69.616 lainnya telah terluka, dalam konflik yang hampir memasuki bulan kelima

"Anak-anak yang selamat dari perang ini tidak hanya akan menanggung luka yang terlihat tetapi juga luka traumatis mereka yang tidak terlihat," kata Sekretaris Jenderal Internasional MSF Christopher Lockyear di hadapan dewan 15 anggota.

“Ada peristiwa dan ketakutan yang terus-menerus berulang dan menyaksikan anggota keluarga mereka terpotong-potong di depan mata mereka. Cedera psikologis ini telah membuat anak-anak paling muda lima tahun memberi tahu kami mereka lebih suka mati," katanya, dilansir dari New Arab, Senin (26/2/2024).

UNICEF memperkirakan setidaknya...

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement