Selasa 27 Feb 2024 10:03 WIB

Dibuka Melemah, IHSG Diprediksi Variatif di Tengah Wait and See Inflasi Domestik

IHSG telah melemah dalam empat hari beruntun.

Red: Lida Puspaningtyas
Pekerja berada didekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) usai pembukaan perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2024 di Jakarta, Selasa (2/1/2024).
Foto: Republika/Prayogi
Pekerja berada didekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) usai pembukaan perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2024 di Jakarta, Selasa (2/1/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa diperkirakan bergerak variatif di tengah pelaku pasar wait and see inflasi Indonesia periode Februari 2024.

IHSG dibuka melemah 11,84 poin atau 0,16 persen ke posisi 7.271,98. Sementara itu, kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 turun 2,64 poin atau 0,27 persen ke posisi 988 95

Baca Juga

"IHSG hari ini (27/02) diprediksi bergerak mixed dan menguat dalam range 7.250 sampai 7.330," ujar Financial Expert Ajaib Sekuritas Ratih Mustikoningsih di Jakarta.

Dari dalam negeri, Badan Pusat Statistik (BPS) pada Jumat (1/3/2024) akan melaporkan data inflasi Indonesia periode Februari 2024, yang berpotensi naik di tengah lonjakan bahan pokok dan pangan.

IHSG melemah dalam empat hari beruntun setelah Bank Indonesia (BI) memutuskan suku bunga tetap di level 6 persen berlaku sejak Oktober 2023.

Kementerian Keuangan (Kemenkeu) melaporkan belanja negara hingga Januari 2024 terealisasi senilai Rp 184,2 triliun atau 5,5 persen dari pagu belanja APBN 2024 senilai Rp 3.325,1 triliun.

Alokasi belanja negara digunakan untuk mengatasi stunting dan kemiskinan ekstrem, akselerasi UMKM, bansos, pemilu, pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) dan Proyek Strategis Nasional.

Dari mancanegara, penjualan rumah baru tipe single family di Amerika Serikat (AS) pada Januari 2024 tumbuh 1,5 persen month to month (mom) menjadi 661 ribu unit, atau lebih rendah dari ekspektasi pasar sebesar 680 unit, yang merupakan cerminan kebijakan suku bunga “higher for longer” The Fed.

Dari Asia, realisasi penanaman modal asing (FDI) di China pada Januari 2024 terkoreksi 11,7 persen (yoy) di level 15,66 miliar dolar Amerika Serikat (AS), sedangkan sepanjang 2023 arus bersih FDI ke China tercatat 33 miliar dolar AS atau turun 82 persen (yoy), sekaligus terendah sejak 1993.

Bursa saham regional Asia pagi ini antara lain, indeks Nikkei menguat 105,10 poin atau 0,27 persen ke 39.338,80, indeks Hang Seng melemah 21,74 poin atau 0,13 persen ke 16.613,00, indeks Shanghai melemah 7,22 poin atau 0,24 persen ke 2.984,24, dan indeks Straits Times melemah 15,42 poin atau 0,49 persen ke 3.155,70.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement