REPUBLIKA.CO.ID, KUDUS — Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, mencatat ada sekitar 9.116 hektare area tanaman padi yang mulai dipanen. Panen kali ini diharapkan menambah stok pangan dan membantu menekan harga beras di pasaran.
“Panen tanaman padi di Kudus saat ini memang hampir merata. Dari 9.116 hektare, sekitar 5.825 hektare di antaranya di Kecamatan Undaan, yang menjadi sentra terbesar di Kudus,” kata Penjabat (Pj) Bupati Kudus M Hasan Chabibie.
Hasan meninjau langsung panen padi di Desa Karangrowo, Kecamatan Undaan, pada Senin (26/2/2024). Menurut dia, panen kali ini menggembirakan bagi petani yang sudah menunggu lama. Apalagi, beberapa pekan sebelumnya ada ancaman banjir akibat meluapnya air dari Bendung Wilalung di Kecamatan Undaan. Harga gabah juga disebut masih terbilang tinggi.
Menurut Hasan, masa panen diperkirakan sampai April 2024. Dengan panen kali ini, kata dia, stok pangan bisa bertambah, sehingga diharapkan juga dapat membantu menekan harga beras di pasaran. Saat ini, harga beras ada yang sudah mencapai Rp 17 ribu per kilogram.
“Mudah-mudahan bisa mempertebal stok pangan di tengah isu stok beras berkurang, juga kontribusi untuk ketahanan pangan nasional,” ujar Hasan.
Pada 2023, produksi gabah di Kabupaten Kudus dilaporkan mencapai sekitar 136.089 ton, dari luas area panen 23.308 hektare. Rata-rata hasil panen sekitar 6,6 ton per hektare. Pada tahun ini, target produksinya diharapkan minimal sama seperti pada 2023.