REPUBLIKA.CO.ID, LIVERPOOL -- Juergen Klopp sudah pasti hengkang dari kamar ganti Liverpool setelah musim ini berakhir. Pertanyaannya siapa yang bakal menggantikan Klopp di Merseyside Merah?
Satu nama di garis terdepan. Dia adalah Xabi Alonso. Saat ini Alonso masih menangani Bayer Leverkusen. Pria Spanyol itu sedang menulis kisah fantastis di Leverkusen.
Juru taktik Manchester City, Pep Guardiola diminta merespons rumor tersebut. Guardiola berhati-hati dalam berbicara. Ia merasa tidak punya kapasitas untuk menjawabi sesuatu yang bukan urusannya.
"Itu pertanyaan untuk Liverpool, dan tentu saja, saya tidak akan menjawabinya, karena saya tidak tahu ide yang mereka miliki," kata arsitek berusia 53 tahun ini, dikutip dari Liverpool.com, Selasa (276/2/2024).
Tak berlebihan apa yang disampaikan Pep. Biarlah itu menjadi wilayah bisnis manajemen the Reds. Ia mengalihkan fokus pada seorang Alonso.
Ia sepakat jika mantan anak asuhnya di Bayern Munchen itu, dianggap sebagai calon pelatih hebat. Jam terbang Alonso belum berada di level yang sama dengan beberapa juru taktik senior lainnya. Namun, keadaan demikian tak menghalangi yang bersangkutan untuk berprestasi.
"Tetapi jika Anda bertanya kepada saya tentang pekerjaan yang dilakukan (Alonso), Sejujurnya, wow! Ini satu-satunya tim di sepakbola modern yang tidak terkalahkan di semua kompetisi dan bertarung dengan cara yang sama dengan Bayern Munich di sana," ujar Guardiola.
Bersama Alonso, Leverkusen tak terkalahkan di 33 laga di berbagai ajang musim ini. Die Werkself melewati rekor Munchen di era Guardiola (32). Patrik Schick dan rekan-rekan berpeluang menjuarai Bundesliga Jerman, DFB Pokal, serta Liga Europa.
Pep menilai, sejak masih aktif bermain, Alonso sudah masuk kategori pesepak bola kelas atas. Terbukti juara dunia 2010 bersama timnas Spanyol itu pernah memperkuat tim-tim seperti Liverpool, Real Madrid, serta FC Bayern.
Tentang the Reds, ia meyakini manajemen sang rival tentu berusaha keras mencari pelatih hebat nantinya. Pada saat yang sama, rival sekota Everton itu harus terbiasa tanpa seorang manajer luar biasa dalam diri Klopp.