Selasa 27 Feb 2024 20:14 WIB

Jagung Bioteknologi Pertama Bisa Tingkatkan Produksi Tanaman

Petani sudah 20 tahun menunggu benih jagung unggul.

Red: Erik Purnama Putra
NK Pendekar Sakti, jagung bioteknologi pertama di Indonesia dinantikan petani.
Foto: Republika.co.id
NK Pendekar Sakti, jagung bioteknologi pertama di Indonesia dinantikan petani.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- NK Pendekar Sakti, jagung bioteknologi pertama di Indonesia yang memiliki keunggulan ganda resmi dipasarkan pada Selasa (27/2024). Varietas yang sudah dinanti-nanti petani tersebut toleran terhadap Herbisida glifosat sekaligus tahan terhadap ulat penggerek batang (Ostrinia furnacalis).

Direktur Perbenihan Tanaman Pangan Kementan, Yudi Sastro menjelaskan, benih unggul bermutu merupakan komponen utama dalam usaha budidaya tanaman. Menurut dia, benih unggul memberikan kontribusi yang cukup dominan dalam peningkatan produksi dan produktivitas tanaman.   

"Kementerian Pertanian menargetkan produksi jagung pada tahun 2024  mencapai 16,56 juta ton atau meningkat jika dibandingkan 2023 yaitu sekitar 14,46 juta ton atau setara 1,15 persen. Untuk mendukung peningkatan produksi tersebut pemerintah mendukung pengembangan benih jagung varietas unggul baru," ucap Yudi dalam siaran pers di Jakarta, Selasa.

Presiden Direktur Syngenta Indonesia, Kazim Hasnain mengatakan, pihaknya mendukung Kementan dalam program kemandirian pangan, kesejahteraan perdesaan, dan efisiensi tenaga kerja di bidang pertanian. "Kami senang dapat berperan dengan memperkenalkan benih jagung bioteknologi," kata Kazim saat grand launching benih jagung bioteknologi di Kabupaten Lamongan, Selasa.

Seed Business Head Syngenta Indonesia, Fauzi Tubat, menjelaskan, perusahaannya sudah lebih dari 20 tahun menghasilkan benih berkualitas dan  membantu petani di Indonesia menghadapi berbagai tantangan. "Kami juga terus melakukan inovasi berkelanjutan dalam memberikan solusi yang terbaik termasuk dalam penyediaan benih berkualitas," ujarnya.

Fauzi menerangkan, jumlah penduduk Indonesia diperkirakan mencapai 318 juta jiwa pada 2045. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut dibutuhkan sekitar 62 juta ton jagung per tahun. Produksi jagung ditargetkan mencapai 70 juta ton sehingga diharapkan ada surplus delapan juta ton untuk diekspor.

Untuk mencapai jumlah tersebut, luas panen minimal rata-rata produksi jagung nasional harus mencapai 7-8 ton per hektare. Pada saat itu nilai uang yang berputar di industri ini diperkirakan akan mencapai Rp 350 triliun. "Industri jagung memiliki potensi pertumbuhan berkelanjutan yang sangat besar," ucap Fauzi.

Ketua Asosiasi Petani Jagung Indonesia (APJI) Sholahudin mengatakan sudah sangat lama menunggu hadirnya benih jagung NK Pendekar Sakti diluncurkan untuk petani. "Hampir 20 tahun kami menunggu-nunggu hadirnya benih unggul ini," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement