Selasa 27 Feb 2024 22:57 WIB

Kanselir Jerman Bantah Kemungkinan Negara Eropa akan Kirim Pasukan ke Ukraina

Anggota parlemen Jerman menyuarakan penolakan terhadap gagasan yang Macron angkat.

Rep: Lintar Satria/ Red: Muhammad Hafil
Kanselir Jerman Olaf Scholz
Foto: AP
Kanselir Jerman Olaf Scholz

REPUBLIKA.CO.ID,PARIS -- Kanselir Jerman Olaf Scholz mengecilkan kemungkinan negara-negara Eropa dan negara anggota Organisasi Pertahanan Atlantik Utara (NATO) akan mengirim pasukan darat ke Ukraina. Hal ini ia sampaikan satu hari setelah Presiden Prancis Emmanuel Macron mengangkat prospek tersebut.

Anggota parlemen Jerman menyuarakan penolakan terhadap gagasan yang Macron angkat dalam pertemuan dengan pemimpin-pemimpin negara Eropa di Paris, Senin (26/2/2024) kemarin. Kremlin memperingatkan hal itu dapat menandai eskalasi besar.

Baca Juga

"Sekali lagi, dalam debat yang sangat baik, dibahas dalam apa yang sudah disepakati sejak awal di antara kami  dan satu sama lain juga berlaku di masa depan, yaitu tidak ada pasukan darat, tidak ada pasukan di tanah Ukraina yang dikirim negara-negara Eropa atau negara NATO," kata Scholz di sela pertemuan tersebut.

Namun Scholz mengatakan kini pemimpin-pemimpin tampaknya bersedia membeli senjata dari negara ketiga di luar Eropa sebagai cara untuk mempercepat bantuan militer ke Ukraina. Jerman merupakan pemasok pasokan militer terbesar kedua untuk Ukraina sejak invasi skala penuh Rusia pada 2022 lalu.

Namun saat menentang kemungkinan membawa aliansi NATO untuk berkonflik langsung dengan Rusia. Scholz sudah ragu untuk memasok rudal jarak jauh Taurus yang dapat menjangkau target hingga 500 kilometer ke Ukraina.

Ia menolak permintaan dari koalisinya sendiri untuk mengirim rudal tersebut. Dalam tahapan ini rudal-rudal semacam itu mungkin membutuhkan bantuan pasukan Jerman untuk dapat dioperasikan dengan presisi. Kanselir itu tidak ingin mengirim pasukan Jerman ke Ukraina.

Belum diketahui bagaimana sikap negara lain terhadap gagasan Macron. Meski pemimpin Prancis itu menekankan dalam tahapan ini belum ada konsensus meski sekutu-sekutu Eropa sepakat untuk meningkatkan pasokan amunisi ke Ukraina.

Pada Senin kemarin sekitar 20 pemimpin Eropa berkumpul di Paris untuk mengirim pesan ke Presiden Rusia Vladimir Putin mengenai persatuan Eropa mendukung Ukraina serta membantah narasi Kremlin yang menyatakan Rusia akan memenangkan perang di tahun ketiga perang.

Pada hari Selasa (27/2/2024) Kremlin memperingatkan konflik Rusia dan NATO tidak terhindarkan bila negara anggota NATO mengirim pasukan untuk berperang di Ukraina.

Anggota Partai Hijau yang menjadi bagian dari koalisi pemerintah Scholz, Omid Nouripour juga mengatakan gagasan mengirim pasukan belum didiskusikan dengan Jerman atau sekutu-sekutu NATO. 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement