REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--- Beras program stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) Bulog sempat beredar di pasar Kosambi, Kota Bandung, Rabu (21/2/2024) lalu. Namun, saat ini beras tersebut kembali hilang di pasaran dimana para pedagang tidak menjual.
Pantauan Republika, dua pedagang beras di Pasar Kosambi Bandung sempat menerima beras SPHP pekan lalu. Namun, saat ini belum menjual dan menerima kembali beras tersebut.
Pedagang beras Andri Muhammad Tahir (35 tahun) mengaku mendapatkan tiga kuintal beras SPHP dari Bulog pada pekan lalu. Beras tersebut langsung ludes dibeli para konsumen. "Waktu pekan kemarin dapat 3 kuintal beras SPHP, langsung habis soalnya banyak yang mau," ujar Andri ditemui di Pasar Kosambi, Rabu (28/2/2024).
Setelah beras SPHP habis terjual, kata Andri, dirinya belum mendapatkan lagi beras tersebut. Andri sempat menanyakan kepada pihak Bulog terkait itu dan menyebut belum akan dikirim dalam jangka waktu dekat ini. "Belum ada lagi (beras SPHP), gak tahu kapan. Katanya berasnya untuk kegiatan bantuan pangan," kata dia.
Disamping mendapatkan beras SPHP, Andri mengatakan membeli beras komersil dari Bulog sebanyak 5 kuintal dengan harga Rp 14.500 per kilogram. Ia menyebut beras SPHP banyak dibeli penjual bubur dan nasi goreng sedangkan untuk nasi di rumah relatif sedikit karena dianggap kurang enak.
Andri mengatakan saat ini tidak menjual beras medium karena kualitas beras yang rendah. Namun, ia menjual beras lokal dengan kualitas bagus dengan harga Rp 17.000 per kilogram sedangkan beras premium merek Pandan Wangi dijual Rp 20 ribu per kilogram.
Salah satu pedagang lainnya Rahmat Kurnia mengaku hanya mendapatkan 2 kuintal beras SPHP dari Bulog pada pekan lalu. Namun, hingga saat ini ia mengaku belum mendapatkan lagi barang tersebut. "Dua kuintal pekan lalu, sekarang belum ada lagi," kata dia.