Rabu 28 Feb 2024 14:04 WIB

Rentan Alami Malanutrisi, Pengidap Kanker Wajib Konsumsi Makanan Sehat

Pengidap kanker sangat berisiko mengalami malnutrisi.

Red: Qommarria Rostanti
Makanan Sehat (Ilustrasi). Asupan makan sehat dinilai sangat penting bagi pengidap kanker untuk menghindari risiko malnutrisi.
Foto: Piqsels
Makanan Sehat (Ilustrasi). Asupan makan sehat dinilai sangat penting bagi pengidap kanker untuk menghindari risiko malnutrisi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Asupan makanan sehat dinilai sangat penting bagi pengidap kanker jenis apa pun. Dokter spesialis gizi klinik Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI), dr Wiji Lestari, M Gizi, SpGK(K) menjelaskan, makanan sehat dapat mencegah pengidap kanker terhindar dari risiko malanutrisi.

“Nutrisi ini penting untuk pengidap kanker, baik yang baru terdiagnosis maupun sedang menjalani terapi karena pengidap kanker sangat berisiko mengalami malanutrisi,” kata Wiji dalam gelaran wicara daring di Jakarta, Rabu (28/2/2024).

Baca Juga

Hal ini karena sel kanker umumnya melepaskan zat-zat pro inflamasi atau peradangan, sehingga menyebabkan terjadinya gangguan metabolisme zat gizi pada tubuh. Semakin tinggi laju metabolisme tubuh, maka semakin besar juga kebutuhan nutrisi pada tubuh.

Apabila nutrisi tubuh dari makanan sehat ini tidak terpenuhi dengan baik, pasien kanker akan lebih berisiko mengalami malanutrisi. Tidak hanya itu, risiko malanutrisi pada pasien kanker juga bisa disebabkan oleh faktor lain, seperti efek samping terapi kanker, komplikasi, atau gejala penyerta penyakit kanker, masalah psikis, dan lainnya. 

Jika malanutrisi berlanjut, dikhawatirkan pasien akan menderita kaheksia kanker yang bisa menjadi penyebab sekitar 20-30 persen kematian pada penderita kanker. Kaheksia kanker ditandai dengan penurunan berat badan lebih dari 5 persen dalam 12 bulan atau kurang, kelelahan fisik atau mental dan ketidakmampuan beraktivitas normal, anoreksia, massa dan kekuatan otot menurun, hingga tanda-tanda inflamasi yang meningkat.

“Kaheksia kanker kisarannya bervariasi, tergantung jenis dan stadium atau beratnya kanker. Namun, bisa terjadi pada sekitar 70 persen penderita kanker,” kata Wiji.

Untuk menghindari risiko malanutrisi dan kaheksia kanker, Wiji mengatakan pentingnya skrining risiko malanutrisi pada pasien kanker. Skrining risiko malnutrisi harus dilakukan sedini mungkin, bahkan saat pasien baru pertama kali didiagnosis kanker agar dokter dapat memonitor status gizi pasien dan merekomendasikan makanan sehat yang tepat bagi mereka.

Secara umum, pasien kanker yang masih dapat beraktivitas seperti biasa membutuhkan kalori sebanyak 30-35 kkal/kg BB/hari. Bagi pasien yang lebih banyak menghabiskan waktu di tempat tidur, kalori yang dibutuhkan sebanyak 20-25 kkal/kg BB/hari, serta pasien obesitas membutuhkan kalori yang disesuaikan dengan berat badan ideal.

“Yang cukup tinggi peningkatan kebutuhan nutrisi pasien kanker adalah protein karena kaitannya dengan penurunan massa otot mereka,” kata Wiji.

Pasien kanker memerlukan asupan protein sebanyak 1.2-2 gr/kg BB/hari dan disesuaikan dengan fungsi ginjal serta hati pasien. Wiji pun merekomendasikan untuk mengonsumsi makanan yang mengandung asam amino rantai cabang (BCAA) untuk memperbaiki selera makan dan mempertahankan massa otot pasien. BCAA bisa didapat dari putih telur, ikan, ayam, daging sapi, susu, kacang kedelai, tahu, tempe, dan kacang polong.

Selain BCAA, pasien kanker juga bisa mengonsumsi makanan yang mengandung asam lemak omega-3 yang bisa didapat dari ikan kembung, tuna, makarel, lele, dan salmon. Asam lemak omega-3 juga bisa didapat dengan mengonsumsi suplemen minyak ikan EPA sebanyak 2 gr/hari.

Tidak hanya itu, pasien kanker juga membutuhkan asupan lemak sebanyak 25-30 persen dari energi total, serta kebutuhan karbohidrat yang disesuaikan dengan kondisi pasien. Pemenuhan makanan karbohidrat ini bisa didapat dari nasi, ubi, singkong, kentang, jagung, gandum, dan buah-buahan.

“Vitamin dan mineralnya juga perlu diberikan, tetapi jangan berlebihan karena ini kaitannya dengan beberapa interaksi terapi pengobatan,” kata Wiji.

Jika sudah terjadi gangguan makan atau tanda-tanda malnutrisi pada pasien, rekomendasi makanan sehat di atas dapat dimodifikasi dalam bentuk lebih lunak atau halus (bubur, cincang, atau blender). Jangan sampai asupan nutrisi pasien kanker kurang dari 60 persen kebutuhan tubuhnya selama satu minggu agar pasien terhindar dari risiko malanutrisi. “Kadang-kadang ada mitos atau misinformasi yang membatasi asupan makanan pada pasien kanker. Sebetulnya tidak sepenuhnya salah, tetapi harus disesuaikan dengan kondisi pasien,” kata Wiji.

Apabila pasien sudah mengalami malanutrisi berat, sebaiknya jangan batasi pasien dalam mengonsumsi makanan sehat. Wiji juga menyarankan untuk memilih makanan yang disukai pasien kanker agar mereka dapat memakannya dengan baik. 

“Cairan itu harus diperhatikan karena dehidrasi bisa memperburuk kondisi pasien kanker. Jaga juga kebersihan rongga mulut pada pasien,” kata Wiji.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement