Rabu 28 Feb 2024 21:26 WIB

Sandiaga Merasa Terhormat Jika Diajak Bergabung Bangun Bangsa

Sandiaga mengungkapkan pendapat pribadinya bahwa PPP bisa bergabung ke kubu Prabowo.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Stevy maradona
Ketua Bappilu PPP Sandiaga Uno usai melakukan pertemuan di Gedung High End, Jakarta, Kamis (15/2/2024). Peretmuan bersama dengan  Ketua Umum Partai pengusung dan jajaran petinggi TPN Ganjar-Mahfud tersebut membahas evaluasi dan laporan temuan dugaan kecurangan pemilu dari nerbagai daerah.
Foto: Republika/Prayogi
Ketua Bappilu PPP Sandiaga Uno usai melakukan pertemuan di Gedung High End, Jakarta, Kamis (15/2/2024). Peretmuan bersama dengan Ketua Umum Partai pengusung dan jajaran petinggi TPN Ganjar-Mahfud tersebut membahas evaluasi dan laporan temuan dugaan kecurangan pemilu dari nerbagai daerah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pariwisata yang juga Ketua Badan Pemenangan Pemilu Partai Persatuan Pembangunan (Bappilu PPP), Sandiaga Salahudin Uno menyatakan siap bergabung dalam pemerintahan mendatang setelah masa jabatan Presiden Joko Widodo (Jokowi) berakhir.

Ia mengaku akan sangat terhormat jika PPP diajak bersama-sama membangun bangsa.

"Dari pandangan saya, pandangan pribadi saya kita pasti akan sangat terhormat untuk diajak membangun bangsa karena sesuai dengan nama partainya, Partai Persatuan untuk persatuan Indonesia dan pembangunan harus ikut aktif dalam membangun bangsa," kata Sandiaga di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, dikutip pada Selasa (27/2/2024).

Sandiaga mengatakan, PPP merupakan partai pendukung pemerintah sehingga posisinya pun berada di pemerintahan. Saat ini, ada dua kader PPP yang menjadi menteri dan satu kader yang menjadi wakil menteri, serta satu staf khusus presiden.

"Kita tentunya nanti ada proses yang berlanjut," lanjutnya.

Saat ditanya apakah sudah ada ajakan untuk bergabung dalam kabinet berikutnya, Sandiaga menyerahkan hal itu kepada presiden terpilih. Ia mengatakan, ajakan untuk bergabung dengan pemerintah merupakan hak prerogatif pemimpin berikutnya.

Menurutnya, sejauh ini juga belum ada pembicaraan dengan capres terpilih yang unggul dalam perhitungan cepat. "Belum ada, belum ada," kata dia

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement