REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Intraco Penta Tbk (INTA) menggelar kegiatan Financing Gathering dengan mengundang berbagai institusi keuangan baik bank maupun perusahaan leasing. INTA menargetkan kegiatan itu akan memberikan solusi dan berdampak positif bagi pertumbuhan bisnis semua pihak baik perusahaan, institusi keuangan, dan konsumen.
"Perseroan memiliki komitmen untuk meningkatkan kerjasama dan kolaborasi dengan institusi keuangan baik perusahaan leasing, bank dan lembaga keuangan lainnya untuk mendukung penjualan alat berat dan spareparts INTA," ucap Chief Finance Officer INTA Willianto Febriansa dalam siaran pers, Rabu (28/2/2024).
Dia mengatakan customer INTA sudah melakukan perencanaan pembelian barang modal (capex) termasuk pengadaan alat berat untuk alat produksi mereka. Capex umumnya bernilai cukup besar sehingga customer membutuhkan dukungan pembiayaan baik dari leasing, bank maupun lembaga lainnya.
"Kami ingin meningkatkan kerja sama dengan lembaga keuangan yang berpotensi memberikan pembiayaan kepada customer kami, baik dalam bentuk modal kerja maupun kredit investasi,” kata dia.
Willianto menyebut selama ini pihaknya memiliki dua kanal pembiayaan penjualan, yakni melalui lembaga pembiayaan dan cicilan langsung ke customer. Namun, cicilan langsung tidak memiliki tenor panjang hanya sampai 12 bulan, sedangkan pelanggan membutuhkan pembiayaan yang panjang, seperti 24 bulan atau 36 bulan tenornya.
Untuk itu, pihaknya meyakini pelanggan akan membutuhkan dukungan dari perusahaan pembiayaan. Perseroan berinisiatif meningkatkan porsi pembiayaan melalui lembaga pada masa yang akan datang.
“Saat ini saja kami sudah mencatat ada rencana pembelian alat berat sekitar Rp1,2 triliun per Januari 2024 dari capex para customer, hal itu tentu membutuhkan dukungan perusahaan pembiayaan di mana peran INTA di sini memberikan Quality Service sehingga perusahaan pembiayaan lebih percaya diri dalam menyalurkan pembiayaannya” ujar Willianto.
Adapun saat ini INTA Group memiliki mitra perusahaan pembiayaan sekitar 30 lembaga dan perseroan masih akan membuka kesempatan bagi lembaga lain yang ingin turut menyalurkan dananya pada customer-customer INTA.
Secara keseluruhan, Willianto mengatakan, tahun ini Perseroan memiliki target pertumbuhan pendapatan sekitar Rp1,3 triliun atau naik 20 persen dari pendapatan tahun lalu yang sebesar Rp1,1 triliun.
Menurut Willianto tahun ini perseroan melihat prospek industri yang lebih baik pasca penurunan pasar industri alat berat sebesar 25 persen tahun lalu. “Kami melihat tahun ini akan lebih baik apalagi pemilu sudah selesai sehingga memberikan kepastian bagi dunia usaha"