REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Sebagai umat Islam, kita diperintahkan agar selalu menjalankan ibadah, terutama ibadah wajib seperti shalat lima waktu dan puasa. Namun pernahkan muncul pertanyaan dalam pikiran Anda mengapa harus beribadah?
Ahli tafsir al-Quran, Prof Quraish Shihab dalam bukunya "Menjawab ?...1001 Soal Keislaman Yang Patut Anda Ketahui" mengatakan seluruh makhluk di dunia berposisi sebagai hamba. Hamba adalah makhluk yang dikuasai dan dimiliki. Allah adalah pemilik makhluk tersebut.
Prof Quraish mengatakan kepemilikan Allah atas makhluk adalah mutlak. Maka dari itu makhluk di dunia ini tidak bisa berdiri sendiri. Ia membutuhkan campur tangan Allah sebagai sang pemilik. Atas kepemilikan mutlak itu, seluruh makhluk harus mengikuti perintahnya dan menerima ketetapannya.
Manusia tidak diperbolehkan memilah-milah aktivitasnya untuk Allah sebagian dan sebagian lainnya untuk yang lain. Seluruh aktivitas manusia harus fokus kepada Allah SWT. Surah al-An'am ayat 162 berbunyi:
قُلْ اِنَّ صَلَاتِيْ وَنُسُكِيْ وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِيْ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَۙ
Qul inna ṣalātī wa nusukī wa maḥyāya wa mamātī lillāhi rabbil-‘ālamīn(a).
Artinya: "Katakanlah (Nabi Muhammad), “Sesungguhnya salatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam."
Prof Quraish mengatakan dari ayat tersebut jelas menunjukkan bahwa mengapa beribadah dalam al-Quran dikaitkan dengan pemeliharaan Allah. Allah dengan tegas menyatakan sebagai pemelihara hamba-hambanya.
Surah al-Baqarah ayat 21 menegaskan:
يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ وَالَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ
Yā ayyuhan-nāsu‘budū rabbakumul-lażī khalaqakum wal-lażīna min qablikum la‘allakum tattaqūn(a).
Artinya: "Wahai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dan orang-orang yang sebelum kamu agar kamu bertakwa."
Ayat lainnya yaitu pada Surah al-Anbiya' ayat 92:
اِنَّ هٰذِهٖٓ اُمَّتُكُمْ اُمَّةً وَّاحِدَةًۖ وَّاَنَا۠ رَبُّكُمْ فَاعْبُدُوْنِ
Inna hāżihī ummatukum ummataw wāḥidah(tan), wa ana rabbukum fa‘budūn(i).
Artinya: "Sesungguhnya ini (agama tauhid) adalah agamamu, agama yang satu, dan Aku adalah Tuhanmu. Maka, sembahlah Aku."
Prof Quraish menambahkan perintah beribadah juga dikaitkan dengan berserah diri setelah upaya tawakkal. Beribadah, katanya, sebuah ketidakmampuan manusia atau makhluk lemah. Maka sudah sewajarnya yang lemah memohon kepada yang kuat yakni Allah.