Kamis 29 Feb 2024 06:55 WIB

Bukan Komeng, Ternyata Sosok Ini Calon Senator Peraih Suara Terbanyak se-Indonesia

Mantan wakil gubernur Jateng ini meraih 2,7 juta suara di dapilnya.

Rep: Febryan A/ Red: Agus raharjo
Mantan Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen setuju dengan Capres 03 Ganjar Pranowo isu Wadas di bahas didebat pilpres nanti, Ahad (21/1/2024).
Foto: Republika/Alfian Choir
Mantan Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen setuju dengan Capres 03 Ganjar Pranowo isu Wadas di bahas didebat pilpres nanti, Ahad (21/1/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Raihan suara komedian Komeng dalam Pemilihan Anggota DPD 2024 yang menebus angka 2 juta memang mengejutkan publik. Kendati begitu, Komeng bukan calon senator peraih suara terbanyak se-Indonesia.

Berdasarkan hasil penghitungan surat suara atau real count sementara yang dilakukan KPU per Kamis (29/2/2024), calon anggota DPD peraih suara terbanyak se-Indonesia adalah Taj Yasin. Dia mendulang 2,7 juta suara di Daerah Pemilihan (Dapil) Jawa Tengah.

Baca Juga

Taj Yasin adalah wakil gubernur Jawa Tengah periode 2018–2023. Dia wakil pendamping Gubernur Ganjar Pranowo. Taj Yasin merupakan putra dari Almarhum KH Maimoen Zubair atau Mbah Moen.

Calon anggota DPD peraih suara terbanyak kedua se-Indonesia adalah pejawat Casytha A Kathmandu yang mendapatkan 2,5 juta suara di Dapil Jawa Tengah. Casytha adalah putri dari Ketua DPD PDIP Jawa Tengah, Bambang Wuryanto alias Bambang Pacul.

Calon senator peraih suara terbanyak ketiga barulah Alfiansyah Komeng. Komedian yang terkenal dengan jargon 'uhuy!' itu kini sudah meraih 2,3 juta suara di Dapil Jawa Barat.

Peraih suara terbanyak keempat adalah Ketua DPD RI saat ini, Aa La Nyala Mahmud Mataliti. La Nyala mendulang 2,1 juta suara di Dapil Jawa Timur.

Sejauh ini, hanya empat tokoh tersebut yang berhasil mengumpulkan dua juta suara lebih dalam Pemilihan DPD. Dengan raihan suara sebesar itu, Taj Yasin, Casytha, Komeng, dan La Nyala hampir bisa dipastikan bakal menjadi anggota DPD RI periode 2024-2029.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement