GenpOp.id -- Volume transaksi jual beli Bitcoin mengalami kenaikan yang fantastis. Bahkan ini terjadi hanya dalam waktu 24 jam.
Berdasarkan data terakhir yang ditunjukkan coinmarketcap pada Kamis (29/22024), volume transaksi jual beli Bitcoin dalam 24 jam terakhir ini naik 110 persen. Nilainya meroket hingga Rp 1.300 triliun.
Meski demikian, transaksi jual beli Bitcoin masih di bawah stablecoin (koin stabil) Tether USDT. Volume transaksi jual beli USDT selama 24 jam terakhir sebesar Rp 2.149 triliun.
Adapun dari aspek nilai Bitcoin sendiri, hanya dalam waktu 24 jam, harganya naik 7 persen mencapai Rp 965 juta.
Market cap bitcoin kini menjadi sebesar Rp 18.900 triliun, duduk di peringkat pertama dari seluruh aset kripto.
Sebagai informasi, harga tertinggi Bitcoin adalah Rp 1 miliar atau tepatnya Rp 1.079.803.051. Ini pernah tercapai pada 10 November 2021 dua tahun lalu.
Total maksimum pasokan Bitcoin hingga saat ini berjumlah 21 juta BTC, dengan yang sudah tertambang dan beredar adalah 19,6 juta BTC.
Prediksi Harga Bitcoin Menurut Matrixport
Platform layanan keuangan, Matrixport, dalam laporannya pekan lalu memprediksi harga Bitcoin (BTC) akan menembus 63 ribu dolar AS atau sekitar Rp 983 juta pada bulan Maret 2024. Sejumlah katalis menjadi faktor utama kenaikan tersebut.
Salah satu faktor pemicu kenaikan tersebut, adalah adanya aliran dana masuk yang konsisten ke dalam Bitcoin, terutama setelah persetujuan dari ETF Bitcoin spot.
Masuknya dana ini menunjukkan meningkatnya minat dari investor institusional, yang berpotensi berkontribusi pada tren kenaikan harga Bitcoin.
Halving Bitcoin yang akan datang adalah faktor penting lainnya dalam prediksi harga yang diungkap Matrixport. Namun meskipun data historis menunjukkan peristiwa halving di masa lalu berdampak pada harga Bitcoin, hasilnya di tahun ini masih belum pasti.
Hal itu dikarenakan adanya dinamika pasar yang lebih luas dan peristiwa global, sehingga memerlukan pertimbangan untuk memahami jalur masa depan Bitcoin. []