Kamis 29 Feb 2024 15:00 WIB

Lewat PT KAN, Erick Sebut Indonesia Mampu Kurangi 21 Persen Impor Amonium Nitrat

Kehadiran perusahaan petrochemical bisa mendukung industri pertahanan dan pupuk

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Presiden Joko Widodo didampingi Menteri BUMN Erick Thohir dan jajaran meresmikan pabrik Kaltim Amonium Nitrat (KAN) di Bontang, Kalimantan Timur pada Kamis (29/2/2024).
Foto: Republika/Fauziah Mursid
Presiden Joko Widodo didampingi Menteri BUMN Erick Thohir dan jajaran meresmikan pabrik Kaltim Amonium Nitrat (KAN) di Bontang, Kalimantan Timur pada Kamis (29/2/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan PT Kaltim Amonium Nitrat (KAN) merupakan pabrik amonium nitrat BUMN pertama di Indonesia. Erick mengatakan pabrik yang dikelola perusahaan patungan, PT Pupuk Kaltim dan PT Dahana, selaras dengan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam membangun kemandirian dan hilirisasi sumber daya alam (SDA).

"Saat ini, perusahaan pupuk Indonesia merupakan pupuk terbesar yang diawali peringkat sembilan besar di dunia meningkat menjadi enam besar dunia," ujar Erick saat mendampingi Jokowi meresmikan pabrik amonium nitrat di kawasan Kaltim Industrial Estate (KIE) di Bontang, Kalimantan Timur, Kamis (29/2/2024).

Erick menjelaskan, jika dilihat dari hulu, perusahaan pupuk harus menjadi perusahaan yang petrochemical yang dalam hal ini disinergikan dengan Pertamina. Downstream dari petrochemical ini akan dirasakan secara menyeluruh untuk bangsa dan negara.

"Perusahaan pabrik amonium nitrat ini tidak hanya meningkatkan produksi dalam negeri yang sekarang tinggal 21 persen yang impor di mana 79 persen sudah produksi dalam negeri. Dari total 560 ribu itu memang kurang lebih sekarang di dalam negeri sudah memproduksi hampir 300 ribu lebih dan sisanya masih impor," ucap Erick.