Kamis 29 Feb 2024 17:19 WIB

Ketika Kunci Jawaban Permasalahan Dunia dan Akhirat Diturunkan ke Bumi

Nabi Muhammad SAW memperoleh kunci jawaban untuk semua permasalahan.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Muhammad Hafil
Doa atasi kesulitan (ilustrasi)
Foto: republika
Doa atasi kesulitan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Nabi Muhammad SAW sering menyendiri, menyepi, merenung di Gua Hira yang berada di atas Jabal Nur (Gunung Cahaya). Pada usia 40 tahun atau sekitar tahun 610 Masehi (M), Nabi Muhammad SAW memperoleh wahyu dari Allah SWT berupa Surah Al-Alaq Ayat 1-5.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

Baca Juga

اِقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِيْ خَلَقَۚ

خَلَقَ الْاِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍۚ

اِقْرَأْ وَرَبُّكَ الْاَكْرَمُۙ

الَّذِيْ عَلَّمَ بِالْقَلَمِۙ

عَلَّمَ الْاِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْۗ

Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan! Dia menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah! Tuhanmulah Yang Maha Mulia, yang mengajar (manusia) dengan pena. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya. (QS Al-‘Alaq Ayat 1-5)

Nabi Muhammad SAW memperoleh kunci jawaban untuk semua permasalahan. Nabi Muhammad SAW diminta untuk membaca, mempelajari, menelaah, mengkaji dengan menyebut nama Allah SWT. 

Jika belum memperoleh jawaban atas permasalahan yang dihadapi, maka bacalah minimal sekali lagi. Allah SWT akan mengajarkan manusia apa yang belum diketahuinya.

Demikian dijelaskan Arkeolog, Profesor Ali Akbar dalam buku Arkeologi Alquran: Penggalian Pengetahuan Keagamaan terbitan Lembaga Kajian dan Peminatan Sejarah, 2020.

Dalam bukunya, Profesor Ali Akbar menjelaskan bahwa selanjutnya Nabi Muhammad SAW secara berangsur-angsur selama sekitar 23 tahun menerima wahyu dari Allah SWT. 

"Sedikit demi sedikit berbagai jawaban untuk permasalahan di dunia dan akhirat diberikan oleh Allah SWT (kepada Nabi Muhammad SAW), kumpulan wahyu Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW itulah yang disebut Alquran, Alquran juga mengandung arti bacaan," tulis Profesor Ali Akbar.

Nabi Muhammad SAW dengan dibekali Alquran kemudian menerapkannya dalam kehidupan keseharian. Nabi Muhammad SAW menjadi suri teladan yang baik dan menjadi rahmat bagi semesta alam. 

Sepeninggal Nabi Muhammad SAW, bagaimana manusia menyelesaikan permasalahan hidupnya? Haruskah ke Jabal Nur? Jabal Nur berarti Gunung Cahaya. Dalam bahasa Inggris mungkin disebut The Mountain of Enlightenment atau gunung pencerahan. 

Jika mengalami kesuraman hidup, kegundahan hati, kegelapan mata, maka bacalah Alquran. Alquran juga berarti cahaya. Membaca dan mengamalkan Alquran akan menerangi hidup manusia.

Alquran dapat menjawab semua permasalahan di dunia dan akhirat. Mungkin sampai menjelang ajal, manusia tidak mampu menyelesaikan semua permasalahan dunia. Namun, dengan membaca dan mengamalkan Alquran, maka manusia mampu menyelesaikan permasalahan akhirat. 

Salah satu yang dapat dibaca dan tentunya diupayakan dalam hidup keseharian adalah Surat Al- Baqarah Ayat 201.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

وَمِنْهُمْ مَّنْ يَّقُوْلُ رَبَّنَآ اٰتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَّفِى الْاٰخِرَةِ حَسَنَةً وَّقِنَا عَذَابَ النَّارِ 

Di antara mereka ada juga yang berdoa, “Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat serta lindungilah kami dari azab neraka.” (QS Al-Baqarah Ayat 201)

Gua Hira 

Untuk diketahui, Gua Hira sebenarnya merupakan ceruk yang terdapat di Jabal Nur. Jabal Nur terletak sekitar enam kilometer dari Kabah atau Baitullah. Sesampainya di kaki bukit atau gunung masih harus menanjak melewati bebatuan setinggi sekitar 300 meter. Dari puncak gunung dapat melihat Kota Mekah di kejauhan. Dari puncak gunung, berjalan turun sedikit sampailah di Gua Hira.

Secara arkeologi, Gua Hira dapat disebut sebagai situs arkeologi. Situs ini dapat dikatakan tidak diubah bentuknya, tetapi telah digunakan untuk aktivitas manusia. Gua atau ceruk alami yang digunakan oleh Nabi Muhammad SAW itu bentuknya tidak beraturan. Ukuran bagian dalam gua sekitar 1,5 x 2,5 meter dengan tinggi sekitar dua meter. 

Gua ini tidak tepat berada di puncak gunung. Setelah mendaki sampai ke puncak, maka turun sedikit untuk menuju mulut gua. Mulut gua cukup terlindung batu pada dua sisinya sehingga secara alamiah dapat menghalangi laju angin yang kencang dan juga sengatan cahaya matahari secara langsung. Di bagian dalam gua, terdapat celah kecil yang mengarah ke Kabah.

Nabi Muhammad SAW saat berusia sekitar 37 tahun sering menyendiri, menyepi, merenung di Gua Hira. Upayanya ini sangat didukung istrinya yakni Khadijah. 

Nabi Muhammad SAW ingin mencari jawaban dari berbagai permasalahan terkait ketuhanan dan kemasyarakatan. 

Masyarakat Makkah saat itu banyak yang menyembah berhala dan melakukan tindakan yang sewenang-wenang. Kebodohan dan kegelapan menyelimuti berbagai sendi kehidupan masyarakat atau disebut sebagai masyarakat jahiliyah. Demikian dijelaskan Profesor Ali Akbar dalam bukunya.

Setelah semua wahyu disampaikan ke Nabi Muhammad SAW, sempurnalah Islam dan lengkaplah kunci jawaban untuk semua permasalahan umat manusia.

". . . . Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu, telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah Aku ridai Islam sebagai agamamu. . . . ." (QS Al-Maidah Ayat 3)

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement