Kamis 29 Feb 2024 17:10 WIB

Indeks Kepercayaan Industri Naik Tipis, Pelaku Usaha Dinilai Makin Optimistis

Angka itu meningkat 0,21 poin dibandingkan Januari 2024.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Ahmad Fikri Noor
Kementerian Perindustrian mengumumkan Indeks Kepercayaan Industri per Februari 2024 di Gedung Kemenperin, Jakarta, Kamis (29/2/2024).
Foto: Republiika/Iit Septyaningsih
Kementerian Perindustrian mengumumkan Indeks Kepercayaan Industri per Februari 2024 di Gedung Kemenperin, Jakarta, Kamis (29/2/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengumumkan, Indeks Kepercayaan Industri (IKI) Februari 2024 di level 52,56. Angka itu meningkat 0,21 poin dibandingkan Januari 2024 yang di posisi 52,32.

Juru Bicara Kemenperin Febri Hendri Antoni Arif menjelaskan, kenaikan IKI itu dipengaruhi oleh peningkatan nilai IKI pada 17 subsektor. Pemilu 2024 yang telah berlangsung juga menjadi faktor yang membuat ekspektasi pelaku usaha terhadap perekonomian domestik menjadi lebih optimis. 

Baca Juga

Faktor musiman bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri mendatang turut mendukung naiknya optimisme para pelaku industri. Terutama pada subsektor industri makanan dan minuman, pakaian jadi, serta kendaraan bermotor.

“Sehingga kami memprediksi IKI pada Maret 2024 akan meningkat dibandingkan Februari 2024,” kata Febri kepada wartawan di Gedung Kemenperin, Jakarta, Kamis (29/2/2024).

Ia menambahkan, kondisi umum kegiatan usaha pada Februari 2024 pun lebih baik dibandingkan Januari 2024. Itu dilihat dari persentase responden yang menjawab kondisi usahanya meningkat dari 30,1 persen menjadi 31,7 persen. Lalu responden yang menjawab meningkat dan stabil naik dari 76,4 persen menjadi 76,8 persen.

Demikian juga dengan optimisme pelaku usaha enam bulan ke depan, kata dia, juga sangat baik. Naik lagi dari 67,6 persen pada Januari 2024 menjadi 71 persen pada Februari. 

Level pesimisme juga turun, dari 10,6 persen sebelumnya, menjadi hanya 7,9 persen. "Nilai ini menunjukan persepsi terbaik sejak IKI dirilis," kata Febri.

Disebutkan, jumlah subsektor industri yang mengalami ekspansi menjadi 17 subsektor dengan kontribusi terhadap PDB kuartal IV 2023 sebesar 87,91 persen. Nilai IKI terbesar atau ekspansi terbesar masih dialami oleh industri minuman, disusul oleh subsektor industri kulit, barang dari kulit dan alas kaki, industri makanan, industri barang galian bukan logam, dan industri farmasi, obat kimia dan tradisional.

Apabila dilihat dari variabel pembentuk IKI, peningkatan nilai IKI berasal dari peningkatan variabel persediaan produk (3,48 poin) dan pesanan baru (0,97 poin). Adapun variabel produksi mengalami penurunan hingga pada 50,45 (turun 3,23 poin), meski masih pada level ekspansi. 

Kondisi ini menggambarkan, industri pengolahan nonmigas pada Februari masih menghabiskan hasil produksi periode sebelumnya.

Lebih lanjut, Febri menjelaskan beberapa subsektor yang mengalami penurunan produksi yang signifikan yaitu subsektor industri kulit, barang dari kulit dan alas kaki, industri minuman, industri pengolahan tembakau, industri karet, barang karet dan plastik, industri makanan, industri barang logam bukan mesin, industri pakaian jadi, industri kendaraan bermotor, trailer, ndustri farmasi, obat kimia dan tradisional, dan seterusnya. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement