Jumat 01 Mar 2024 12:08 WIB

Sering Dibaca di Hari Jumat, Ini Profil Surat Al Kahfi dan Kandungan Utamanya

Surat Al Kahfi mengandung beberapa cerita yang menjadi pelajaran bagi manusia.

Red: Ani Nursalikah
Ilustrasi anak mengaji.
Foto: Republika/Yogi Ardhi
Ilustrasi anak mengaji.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Surat Al-Kahfi sering dibaca umat Islam pada malam atau hari Jumat. Ini profil dan isi utama Surat Al-Kahfi yang perlu diketahui para pembacanya.

Surat Al-Kahfi terdiri dari 110 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah. Dinamai Al-Kahfi artinya 'Gua' dan 'Ashabul Kahfi' yang artinya 'Penghuni-Penghuni Gua'.

Baca Juga

Kedua nama ini diambil dari cerita yang terdapat dalam surat Al-Kahfi pada ayat 9 sampai dengan 26, tentang beberapa orang pemuda yang tidur dalam gua bertahun-tahun lamanya. Selain cerita tersebut, terdapat pula beberapa buah cerita dalam surat ini, yang semuanya mengandung i'tibar dan pelajaran yang amat berguna bagi kehidupan manusia.

Banyak hadist-hadist Nabi Muhammad SAW yang menyatakan keutamaan membaca Surat Al Kahfi.

Pokok-Pokok Kandungan Surat Al Kahfi

1. Keimanan

Kekuasaan Allah SWT untuk memberi daya hidup pada manusia di luar hukum kebiasaan. Dasar-dasar Tauhid serta keadilan Allah SWT tidak berubah untuk selama-lamanya. Kalimat-kalimat Allah (ilmu-Nya) sangat luas sekali, meliputi segala sesuatu, sehingga manusia tidak mampu buat menulisnya. Kepastian datangnya hari berbangkit. Alquran adalah kitab suci yang isinya bersih dari kekacauan dan kepalsuan.

2. Hukum-hukum

Dasar hukum wakalah (berwakil). Larangan membangun tempat ibadah di atas kubur. Hukum membaca "Insya Allah" dan perbuatan salah yang dilakukan karena lupa adalah dimaafkan. Kebolehan merusak suatu barang untuk menghindarkan bahaya yang lebih besar.

Selanjutnya...

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
مَا كَانَ لِاَهْلِ الْمَدِيْنَةِ وَمَنْ حَوْلَهُمْ مِّنَ الْاَعْرَابِ اَنْ يَّتَخَلَّفُوْا عَنْ رَّسُوْلِ اللّٰهِ وَلَا يَرْغَبُوْا بِاَنْفُسِهِمْ عَنْ نَّفْسِهٖۗ ذٰلِكَ بِاَنَّهُمْ لَا يُصِيْبُهُمْ ظَمَاٌ وَّلَا نَصَبٌ وَّلَا مَخْمَصَةٌ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ وَلَا يَطَـُٔوْنَ مَوْطِئًا يَّغِيْظُ الْكُفَّارَ وَلَا يَنَالُوْنَ مِنْ عَدُوٍّ نَّيْلًا اِلَّا كُتِبَ لَهُمْ بِهٖ عَمَلٌ صَالِحٌۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُضِيْعُ اَجْرَ الْمُحْسِنِيْنَ
Tidak pantas bagi penduduk Madinah dan orang-orang Arab Badui yang berdiam di sekitar mereka, tidak turut menyertai Rasulullah (pergi berperang) dan tidak pantas (pula) bagi mereka lebih mencintai diri mereka daripada (mencintai) diri Rasul. Yang demikian itu karena mereka tidak ditimpa kehausan, kepayahan dan kelaparan di jalan Allah, dan tidak (pula) menginjak suatu tempat yang membangkitkan amarah orang-orang kafir, dan tidak menimpakan suatu bencana kepada musuh, kecuali (semua) itu akan dituliskan bagi mereka sebagai suatu amal kebajikan. Sungguh, Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik,

(QS. At-Taubah ayat 120)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement