REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- "Amerika Serikat tidak dapat terus mendanai mesin perang (Perdana Menteri Israel Benjamin) Netanyahu."
Pernyataan yang diunggah dalam platform X itu bukanlah disampaikan pejuang salah satu faksi perlawanan Palestina atau politikus dari negara-negara yang mengecam Israel, tetapi ditulis oleh seorang Senator Amerika Serikat Bernie Sanders.
Sanders, yang merupakan senator dari kalangan independen ini, menulis bahwa dengan anak-anak yang kelaparan di Gaza, bukannya membuka perbatasan dan mengizinkan bantuan kemanusiaan masuk, tentara Israel malah menembaki orang-orang yang putus asa mencari makanan dari truk bantuan.
Amarah yang ditunjukkan Sanders itu tampaknya juga akan dirasakan oleh seluruh warga dunia yang memiliki hati nurani, yang mendengar kabar banyaknya korban tewas akibat penembakan yang dilakukan pasukan negara Zionis itu. Padahal, warga Palestina sedang menunggu kedatangan bantuan kemanusiaan, termasuk pada Kamis (29/2/2024).
Tragedi yang terjadi di bagian barat Kota Gaza itu mengakibatkan jumlah korban tewas dalam catatan Kementerian Kesehatan di Gaza mencapai 112 orang. Otoritas Palestina menyatakan Israel menyerang jalan di bagian barat Kota Gaza dan mengatakan penembakan tersebut telah menyebabkan sedikitnya 104 orang meninggal dan 760 lainnya terluka. Semua korban sedang menunggu kedatangan bantuan kemanusiaan.
Duta Besar Palestina untuk PBB Riyad Mansour kepada wartawan mengecam penembakan yang dilakukan tentara Israel karena dengan sengaja menargetkan dan membunuh warga sipil Palestina yang mencoba menerima bantuan. Pihak militer Israel, dengan berbagai macam dalih yang dimiliki, berkilah mereka melakukan itu karena sekelompok warga berupaya merampok truk bantuan kemanusiaan.
Bahkan, Israel menuduh terbunuhnya warga Gaza itu kebanyakan disebabkan adanya orang yang terinjak-injak atau dilindas truk. Menurut ucapan dari Juru Bicara Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Daniel Hagari, pihaknya hanya berupaya agar truk bantuan tersebut dapat mencapai tujuannya.
Kamel Abu Nahel, seorang saksi mata...