Jumat 01 Mar 2024 17:12 WIB

Kasus Kematian Akibat DBD di Jepara Didominasi Anak-Anak

Dari 15 pasien DBD meninggal pada 1 Januari-29 Februari, 11 di antaranya anak-anak.

Red: Qommarria Rostanti
Pasien anak penderita demam berdarah dengue (DBD) (ilustrasi). Kasus kematian akibat DBD di Jepara yang terjadi sejak awal Januari hingga 29 Februari 2024 didominasi anak-anak.
Foto: ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho
Pasien anak penderita demam berdarah dengue (DBD) (ilustrasi). Kasus kematian akibat DBD di Jepara yang terjadi sejak awal Januari hingga 29 Februari 2024 didominasi anak-anak.

REPUBLIKA.CO.ID, JEPARA -- Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, melaporkan kasus kematian akibat Demam Berdarah Dengue (DBD) yang terjadi sejak awal Januari hingga 29 Februari 2024 didominasi anak-anak. Pelaksana Harian 9Plh) Kepala Dinkes Kabupaten Jepara Eko Cahyo Puspeno mengatakan, berdasarkan laporan sementara sesuai DBD elektronik dari 1 Januari hingga 29 Februari 2024 korban meninggal ada 15 orang.

"Kategori anak ada 11 kasus, selebihnya ada yang berusia remaja dan lanjut usia," kata dia di Jepara, Jumat (1/3/2024).

Baca Juga

Untuk 11 kasus usia anak yang meninggal yakni dari usia 2-11 tahun. Kemudian dua kasus berusia 16 dan 19 tahun, sedangkan dua kasus lainnya berusia 50 dan 67 tahun. Sementara itu, untuk total kasus DBD di Kabupaten Jepara, kata dia, tercatat ada 824 kasus dengan rincian berstatus tersangka sebanyak 689 kasus, positif 120 kasus, dan meninggal 15 kasus.

Dia mengatakan, untuk menangani merebaknya kasus DBD, Pemkab Jepara menetapkan status tanggap darurat kasus DBD. Dengan status tanggap darurat yang ditetapkan sejak 23 Februari 2024 diharapkan semakin meningkatkan kewaspadaan dan peran semua pihak dalam pencegahan dan penanggulangan DBD, termasuk dukungan anggaran dari Pemda Jepara.

Masyarakat juga diminta ikut serta memerangi DBD lewat pencegahan dengan gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) secara bersama-sama. Pemkab Jepara juga menggelorakan Gerakan Jumat Bersih dan PSN di semua institusi, fasilitas umum, termasuk sekolah-sekolah, serta lingkungan masyarakat.

 

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
قُلْ مَنْ رَّبُّ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۗ قُلِ اللّٰهُ ۗقُلْ اَفَاتَّخَذْتُمْ مِّنْ دُوْنِهٖٓ اَوْلِيَاۤءَ لَا يَمْلِكُوْنَ لِاَنْفُسِهِمْ نَفْعًا وَّلَا ضَرًّاۗ قُلْ هَلْ يَسْتَوِى الْاَعْمٰى وَالْبَصِيْرُ ەۙ اَمْ هَلْ تَسْتَوِى الظُّلُمٰتُ وَالنُّوْرُ ەۚ اَمْ جَعَلُوْا لِلّٰهِ شُرَكَاۤءَ خَلَقُوْا كَخَلْقِهٖ فَتَشَابَهَ الْخَلْقُ عَلَيْهِمْۗ قُلِ اللّٰهُ خَالِقُ كُلِّ شَيْءٍ وَّهُوَ الْوَاحِدُ الْقَهَّارُ
Katakanlah (Muhammad), “Siapakah Tuhan langit dan bumi?” Katakanlah, “Allah.” Katakanlah, “Pantaskah kamu mengambil pelindung-pelindung selain Allah, padahal mereka tidak kuasa mendatangkan manfaat maupun menolak mudarat bagi dirinya sendiri?” Katakanlah, “Samakah orang yang buta dengan yang dapat melihat? Atau samakah yang gelap dengan yang terang? Apakah mereka menjadikan sekutu-sekutu bagi Allah yang dapat menciptakan seperti ciptaan-Nya sehingga kedua ciptaan itu serupa menurut pandangan mereka?” Katakanlah, “Allah adalah Pencipta segala sesuatu dan Dia Tuhan Yang Maha Esa, Mahaperkasa.”

(QS. Ar-Ra'd ayat 16)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement