REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Dalam Islam terdapat tuntunan untuk membaca Surat Al-Kahfi di hari Jumat. Ini didasarkan pada hadits yang diriwayatkan dari Abu Said Al Khudri, bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda:
من قرأ سورةَ الكهفِ في يومِ الجمعةِ ، أضاء له من النورِ ما بين الجمُعتَينِ
"Siapa yang membaca Surat Al-Kahfi pada hari Jumat atau malam Jumat, maka Allah SWT akan memberikan cahaya kepada orang tersebut di antara dua Jumat (selama satu pekan berikutnya." (HR. Al Hakim dan Al Baihaqi)
Ketika pada pekan selanjutnya seorang Muslim membaca Surat Al-Kahfi lagi, maka cahaya rohani yang mulai padam itu akan menyala kembali. Hadits tersebut juga menunjukkan, Nabi SAW ingin mengingatkan kepada umatnya ihwal akan adanya peristiwa-peristiwa yang terjadi pada Hari Kiamat.
1. Semua Tentang Kiamat
Pakar Ilmu Alquran, KH Ahsin Sakho Muhammad, menjelaskan, Surat Al-Kahfi memiliki hubungan dengan peristiwa-peristiwa yang akan terjadi menjelang Hari Kiamat. Nabi SAW ingin mengingatkan hal tersebut karena banyak orang yang mengabaikannya. Surat Al Kahfi pada ayat-ayat awal menyebutkan soal segala sesuatu di bumi ini yang hanya hiasan dan ujian bagi hamba-Nya.
Seorang hamba yang terpukau dengan harta benda, maka akan menjadikan dunia sebagai tujuan utama. Sementara bagi orang yang meyakini tentang adanya Hari Pembalasan atau Hari Akhir, maka dia tidak akan terpukau dengan kesenangan dunia. Surat Al Kahfi membuat seseorang berpikir mengenai nasib umat manusia di akhir zaman. Inilah yang menjadi falsafah Surat Al Kahfi, bila dihayati betul-betul.
2. Kisah Ashabul Kahfi
Salah satu kisah dalam Surat Al-Kahfi adalah tujuh pemuda (Ashabul Kahfi) yang menyingkir dari kampung halamannya demi menyelamatkan keimanannya. Mereka ditidurkan oleh Allah SWT di dalam gua selama lebih dari 300 tahun. Tidurnya tujuh pemuda itu seperti kematian karena tidur adalah setengah kematian, dan Allah membangkitkan mereka kembali.
"Maka, ini ada hubungannya dengan Hari Kiamat. Kita pada hari Jumat itu diingatkan akan adanya hari kemudian, dan pasti semua akan dibangkitkan kembali untuk menjalani perhitungan amal," kata Kiai Ahsin.
3. Kisah Nabi Musa dan Nabi Khidir
Surat Al-Kahfi juga mengisahkan pertemuan Nabi Musa dan Nabi Khiddir, yang mengandung hikmah bahwa ada ilmu dari Allah yang dibagikan kepada manusia, dan ada yang tidak dibagikan dan hanya dimiliki Nabi Khidir berupa pengetahuan untuk melihat masa depan.
Nabi Khidir melakukan tiga hal yang antara lain menaiki perahu lalu melubangi perahu tersebut. "Secara syar'i tentu ini tidak bisa, masak orang pinjam perahu terus dirusak perahunya. Tetapi kenapa ini dilakukan, karena jika tidak dilubangi agar tenggelam, maka perahunya akan dirampas oleh penguasa saat itu," ucapnya.
Berikutnya, Nabi Khidir membunuh seorang anak muda karena jika tidak dibunuh, pemuda itu bisa membuat orang tuanya, yang beriman kepada Allah SWT, terjerumus pada kekafiran. Hal lain yang dilakukan Nabi Khidir yaitu memperbaiki dinding rumah yang hampir runtuh karena di bawahnya terdapat harta peninggalan orang tua yang kelak berguna untuk masa depan dua anak yatim.
Melalui kisah Nabi Khidir dalam Surat Al-Kahfi, setiap Muslim dituntut untuk percaya pada sesuatu yang ghaib, dalam hal ini Hari Kiamat. Sebab, ada ilmu yang tidak diberikan oleh Allah SWT kepada umat manusia karena berbahaya jika diberikan. Tetapi, ilmu tersebut ada seperti dalam kisah Nabi Khidir.
"Hari Kiamat adalah hari yang Allah tidak beritahukan kepada makhluknya, sehingga biarlah kita mempersiapkan diri menghadapi kiamat. Kalau diberitahu maka tidak lagi ghaib hari kiamat itu," katanya.
4. Surat Al Kahfi Bahas Dajjal
Surat Al-Kahfi juga membahas tentang Zulkarnain, Dajjal, dan Ya'juz dan Ma'juz sebagai tanda di Hari Kiamat nanti akan keluar makhluk perusak. Maka, orang Muslim perlu menyadari konten-konten yang seperti itu dengan membaca Surat Al-Kahfi.