REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Turki bergabung dengan Arab Saudi, Mesir dan Yordania dalam mengecam penembakan keji yang dilakukan pasukan Israel terhadap warga Gaza yang sedang mengantre bantuan kemanusiaan. Kementerian Luar Negeri Turki menyebut peristiwa itu sebagai kejahatan lainnya terhadap kemanusiaan.
Kementerian Luar Negeri Turki mengatakan Israel menggunakan 'kelaparan' sebagai senjata perang di Gaza. Kementerian mengatakan penembakan pada warga yang menunggu bantuan kemanusiaan, membuktikan niat Israel untuk menghancurkan seluruh populasi Palestina.
''Seluruh dunia harus menyadari kekejian di Gaza menjadi bencana global yang dampaknya jauh melampaui kawasan. Karena itu, kami meminta semua pihak yang memiliki pengaruh pada pemerintah Israel untuk menghentikan kekerasan yang sedang berlangsung di Gaza," kata kementerian dalam pernyataannya, Kamis (29/2/2024) malam.
Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan lebih dari 100 orang tewas dan setidaknya 700 terluka dalam penembakan brutal yang dilakukan pasukan Israel di Kota Gaza. Israel mengatakan banyak korban tewas akibat terinjak-injak saat memperebutkan bantuan dan pasukannya hanya menembak saat merasa terancam massa.
Total korban jiwa dalam serangan Israel di Gaza tembus 30 ribu lebih sejak perang pecah pada 7 Oktober 2023. Serangan Israel telah menciptakan bencana kemanusiaan dan kehancuran di sebagian besar pemukiman Palestina.
Akses bantuan kemanusiaan ke daerah utara Gaza termasuk Kota Gaza hampir terputus. Hanya sedikit bantuan yang berhasil masuk.