REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Luar Negeri Lebanon mengecam keras pembunuhan yang disengaja terhadap seratusan warga sipil tak berdaya Palestina dan melukai ratusan orang lainnya. Mereka ditembaki penjajah penjahat Israel saat mengantre bantuan makanan di Kota Gaza, Palestina, Kamis (29/2/2024).
"(Peristiwa ini) bagian dari kerangka kebijakan kelaparan massal dan menghilangkan rakyat Palestina,'' kata Kementerian Luar Negeri Lebanon di media sosial X seperti dikutip dari Aljazirah.
''Peristiwa ini menurunkan peluang untuk meraih perdamaian yang adil dan komprehensif,'' tambah kementerian.
Kementerian Luar Negeri Lebanon menyerukan diakhirinya perang absurd' yang meningkatkan ekstremisme dan kebencian. Kementerian juga mendorong penyelidikan komite internasional untuk menetapkan siapa yang bertanggung jawab atas peristiwa penembakan massal di Kota Gaza dan memastikan orang itu bertanggung jawab.
Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan lebih dari 100 orang tewas dan setidaknya 700 terluka dalam penembakan brutal yang dilakukan pasukan Israel di Kota Gaza. Israel mengatakan banyak korban tewas akibat terinjak-injak saat memperebutkan bantuan dan pasukannya hanya menembak saat merasa terancam massa.
Total korban jiwa dalam serangan Israel di Gaza tembus 30 ribu lebih sejak perang pecah pada 7 Oktober 2023. Serangan Israel telah menciptakan bencana kemanusiaan dan kehancuran di sebagian besar pemukiman Palestina.
Akses bantuan kemanusiaan ke daerah utara Gaza termasuk Kota Gaza hampir terputus. Hanya sedikit bantuan yang berhasil masuk.