Jumat 01 Mar 2024 20:27 WIB

Media Israel: IDF Terguncang, Banyak Pasukannya Tewas

IDF dilaporkan meminta tambahan 7.500 pasukan.

Seorang tentara wanita Israel berpose untuk difoto oleh tentara lain di perbatasan Jalur Gaza, di Israel selatan, Senin, 19 Februari 2024.
Foto: AP Photo/Tsafrir Abayov
Seorang tentara wanita Israel berpose untuk difoto oleh tentara lain di perbatasan Jalur Gaza, di Israel selatan, Senin, 19 Februari 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV – Tentara penjajah Israel (IDF) dilaporkan terguncang setelah mengetahui kerugian yang dideritanya selama lima bulan menyerang Gaza. Mereka terpaksa meminta tambahan 7.000 pasukan untuk mendukung perang di Gaza yang tak kunjung mereka menangkan.

Surat kabar Yedioth Ahronoth memberitakan pada Jumat (1/3/2024) bahwa tentara Israel terguncang setelah mengetahui kerugian yang dideritanya di Gaza. Sejauh ini, IDF secara resmi mengumumkan telah kehilangan 582 tentara dan perwira dalam Operasi Banjir al-Aqsa dan perang di Gaza yang telah memasuki hari ke-147.

Baca Juga

IDF juga melansir setidaknya 242 tentara Israel telah tewas di Jalur Gaza sejak dimulainya invasi darat akhir Oktober lalu, dan lebih dari 2.960 lainnya terluka, serta 318 di antaranya masih menjalani perawatan di rumah sakit. Namun, perlawanan Palestina menegaskan bahwa jumlah kematian di kalangan tentara Israel jauh lebih tinggi daripada yang diakui Tel Aviv.

Banyak komandan yang diharapkan memimpin pasukan juga tewas dalam pertempuran dengan pejuang Palestina. Sementara para penggantinya juga harus menjalani pelatihan. Keikutsertaan unit khusus dalam pertempuran juga akan mempengaruhi situasi para pejuang di sana, karena pelatihannya lebih lama dan kompleks.

Surat kabar itu menambahkan bahwa Staf Umum IDF menyerukan perekrutan segera 7.500 perwira dan tentara untuk memperkuat pasukannya. Setengah dari jumlah itu untuk menambal pasukan tempur di Gaza.

IDF juga meminta perekrutan perwira. Hal in seturut banyaknya perwira dan komandan yang tewas di tangan pejuang Palestina. Terkait permintaan itu, Kementerian Keuangan hanya bersedia menyediakan 2.500 pasukan karena krisis ekonomi yang mendera Israel setelah serangan ke Gaza.

photo
Pasukan Elite Israel Terpukul - (Republika)

Kekurangan pasukan juga membuat pemerintah Israel berencana mengubah undang-undang perekrutan. Mereka menyasar sekitar 13 ribu anggota komunitas Yahudi ultra-Ortodoks yang selama ini tak disyaratkan mengikuti wajib militer seperti warga Israel lainnya.

Yedioth Ahronoth juga menerbitkan laporan mengejutkan mengenai kekalahan tentara pendudukan dalam perang di Gaza, yang menyatakan bahwa jumlah tentara yang terluka mencapai sekitar 5.000, termasuk setidaknya dua ribu orang yang menjadi cacat. Namun, surat kabar tersebut segera menarik laporannya dengan  jumlah yang dipublikasikan jauh lebih kecil dari itu.

Pasukan Israel sejak dua pekan belakangan mendapatkan perlawanan sengit dari seluruh faksi pejuang Palestina di wilayah al-Zaytoun di Kota Gaza. IDF melansir bahwa sejumlah komandan pasukan elite tewas dalam perlawanan di wilayah itu. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement