Jumat 01 Mar 2024 22:17 WIB

Intuitive Machines tak Gentar Rencanakan Pendaratan Kedua di Bulan

NASA mengandalkan serangkaian kunjungan pribadi berbiaya rendah ke bulan.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Friska Yolandha
Gambar yang disediakan oleh Intuitive Machines ini menunjukkan pendarat bulan Odysseus dengan latar belakang Bumi pada 16 Februari 2024. Gambar tersebut diambil tak lama setelah pemisahan dari tahap kedua SpaceX dalam perjalanan pertama Intuitive Machines ke bulan.
Foto: Intuitive Machines via AP
Gambar yang disediakan oleh Intuitive Machines ini menunjukkan pendarat bulan Odysseus dengan latar belakang Bumi pada 16 Februari 2024. Gambar tersebut diambil tak lama setelah pemisahan dari tahap kedua SpaceX dalam perjalanan pertama Intuitive Machines ke bulan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perusahaan swasta AS, Intuitive Machines, akan merencanakan pendaratan kedua si bulan. Hal ini terungkap ketika pendarat Odysseus milik perusahaan tersebut mengalami patah kaki, setelah sepekan berada di dekat kutub selatan bulan.

NASA mengandalkan serangkaian kunjungan pribadi berbiaya rendah ke bulan, sebagai pencari jalan bagi misi yang membawa astronot pada dekade ini. Rencana tersebut memberikan ruang finansial bagi kegagalan dan menawarkan insentif besar bagi perusahaan untuk berhasil dengan sedikit uang.

Baca Juga

“Ini adalah cara baru untuk pergi ke bulan, lalu akhirnya ke Mars, dan ini adalah bulan baru yang kita tuju,” kata Kepala NASA, Bill Nelson, dalam sebuah wawancara melansir Reuters, yang menyebut misi Intuitive Machines sebagai contoh sukses.

“Kami tidak pergi ke daerah yang terang benderang dan mulus di ekuator seperti Apollo, kami pergi ke daerah yang sangat berbahaya dan gelap dengan banyak lubang,” ucap Nelson lagi.

Saham Intuitive (yang naik hampir tiga kali lipat lalu anjlok secara drastis selama misi Odysseus), ditutup pada hari Kamis (29/2/2024), dengan kenaikan sekitar 20 persen dari sebelum peluncuran, memberikan perusahaan tersebut nilai pasar sekitar 600 juta dolar AS.

Pada pendaratan terakhirnya, Odysseus tersandung pada pendaratan tidak teratur yang membuatnya condong tajam ke satu sisi setelah serangkaian masalah teknis. Sehingga diperlukan solusi pada menit-menit terakhir menggunakan instrumen laser yang dirancang untuk memberi tahu pesawat ruang angkasa di mana permukaannya berada.

Pendaratan yang kasar menghambat fungsi kendaraan setelah tiba. NASA dan peserta komersial pendarat dapat berkomunikasi dengan instrumen mereka, tetapi gagal mendapatkan semua data yang mereka inginkan.

“Studi tentang pengamatan galaksi, misalnya, tidak akan dilakukan, dan gambar galaksi juga tidak akan diperoleh,” kata Steve Durst yang memimpin tim di International Lunar Observatory Association yang berbasis di Hawaii, yang memasang sistem kamera ganda menaiki Odysseus untuk mengambil gambar Galaksi Bima Sakti dari permukaan bulan.

Meski begitu, Durst mengatakan bahwa ia senang jika Amerika Serikat akhirnya berhasil mencapai tujuan itu lagi (meskipun sedikit tersandung), namun Amerika Serikat telah kembali. “Dan itu penting,” ucap dia.

Meskipun eksperimen lain mengecewakan....

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement