Sabtu 02 Mar 2024 13:18 WIB

Indonesia: Apakah Tragedi ini Masih Belum Cukup bagi DK PBB?

Indonesia mendesak negara-negara untuk menghentikan bantuan senjata ke Israel.

Rep: Lintar Satria/ Red: Setyanavidita livicansera
Warga Palestina yang terluka akibat serangan Israel saat menunggu bantuan kemanusiaan di pantai Kota Gaza dirawat di Rumah Sakit Shifa Kamis, (29/2/2024).
Foto: AP Photo/Mahmoud Essa
Warga Palestina yang terluka akibat serangan Israel saat menunggu bantuan kemanusiaan di pantai Kota Gaza dirawat di Rumah Sakit Shifa Kamis, (29/2/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia mengatakan Indonesia mengecam keras penembakan warga sipil Palestina yang dilakukan Israel di Kota Gaza. Pasukan Israel menembak warga Palestina yang menunggu bantuan kemanusiaan di bundaran Nabulsi, Kamis (29/2/2024).

"⁠Apakah tragedi kemanusiaan ini masih belum cukup bagi Dewan Keamanan PBB menyepakati Resolusi mengenai gencatan senjata?" kata kementerian dalam pernyataan yang diunggah di media sosial X, Sabtu (2/3/2024).

Baca Juga

Dikutip dari Aljazirah, sumber diplomasi mengatakan Dewan Keamanan PBB menggelar pertemuan darurat tertutup pada Kamis malam tapi gagal mengeluarkan pernyataan yang mengecam pembantaian itu setelah AS menolak untuk menyalahkan Israel.

Deputi Duta Besar AS untuk PBB Robert Wood mengecam kematian warga sebelum masuk ruang rapat tapi setelah keluar ia mengatakan AS "tidak memiliki semua fakta di lapangan." Setidaknya 115 orang tewas dan lebih dari 750 lainnya terluka dalam serangan tersebut.

Saksi mata mengatakan tentara Israel menembak orang-orang yang mengumpulkan tepung. Sementara pejabat Israel mengatakan pasukannya menembak karena merasa terancam ketika warga mulai mendekati truk bantuan.

"⁠Indonesia mengingatkan Dewan Keamanan PBB bahwa tidak ada satupun negara yang berada di atas hukum. Indonesia mendesak negara-negara untuk menghentikan bantuan senjata ke Israel demi keadilan dan kemanusiaan," tambah Kementerian Luar Negeri Indonesia dalam pernyataannya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement