Ahad 03 Mar 2024 01:38 WIB

Doa adalah Obat Ketika Tidak Percaya Diri

Doa adalah cara manusia berkomunikasi dengan Allah.

Rep: Rahmat Fajar/ Red: Muhammad Hafil
Seorang Muslim sedang berdoa (ilustrasi). Islam tidak mengenal hukum karma, namun Islam meyakini bahwa perbuatan manusia pasti akan menghasilkan balasan yang setimpal.
Foto: Dok. Freepik
Seorang Muslim sedang berdoa (ilustrasi). Islam tidak mengenal hukum karma, namun Islam meyakini bahwa perbuatan manusia pasti akan menghasilkan balasan yang setimpal.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Seorang perempuan mualaf yang juga editor Queensland di Surat Kabar Islam Nasionak Australia, Aisha Stacey mengungkapkan kedahsyatan doa. Ia mengatakan doa merupakan cara umat Islam berkomunikasi dengan Allah SWT.

Menurut Aisha, doa menjadi obat seseorang ketika dilanda ketidakpercayaan diri. Ketika merasakan kecemasan maka berdoa adalah salah satu cara bagi umat Islam keluar dari rasa kecemasan. Sebab, Aisha menegaskan doa adalah cara manusia berkomunikasi dengan Allah sebagai yang Maha Penguasa.

Baca Juga

Sebagaimana hadis Nabi Muhammad: 

"Apabila salah seorang di antara kalian berdiri untuk shalat, maka dia sedang berkomunikasi dengan Tuhannya, maka hendaklah dia memperhatikan cara dia berbicara." (Al-Bukhari).

Aisha menambahkan doa bisa digambarkan sebagai pertemuan secara pribadi antara individu dengan Allah. Bahkan hal tersebut tidak hanya terjadi di agama Islam melainkan juga di agama-agama lain yang menganggap doa adalah cara komunikasi dengan Tuhan.

Kemudian makna lain dari doa, kata Aisha sebagai penyerahan diri. Doa menunjukkan bahwa manusia tidak apa-apanya. Karena itu membutuhkan Allah SWT sebagai dzat yang Maha Kuasa.

"Kita menjadi seperti bulu yang tertiup angin, bertiup ke sana kemari, bukan karena pilihan kita sendiri, melainkan karena kehendak Tuhan," katanya dilansir dari aboutislam, Sabtu (2/3/2024).

Menurut Aisha doa adalah satu dari dua cara berkomunikasi dengan Allah. Selain itu sholat merupakan cara yang lain. Doa, lanjut Aisha dapat dipanjatkan kapan saja baik secara dia-diam atau dengan nyaring.

"Sholat lima waktu harus dipanjatkan dengan cara dan waktu tertentu agar diterima," katanya. 

Aisha memberikan tips ketika berkomunikasi dengan Allah lewat sholat yakni membuat seolah-olah Allah sedang memantau secara dekat. Dan ketika berdoa membayangkan benar-benar berbicara dengan Allah. Rahmat Fajar

 

 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement