Rabu 13 Mar 2024 02:40 WIB

Kunci Kebahagiaan Dunia dan Akhirat, Begini Cara Dapatkannya

Kebahagiaan merupakan cita-cita semua makhluk.

Rep: mgrol151/ Red: Erdy Nasrul
Gus Iqdam.
Foto: Republika/ Alfian choir
Gus Iqdam.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kebahagiaan dalam Islam bukan hanya tentang kepuasan materi, tetapi juga keseimbangan spiritual, sosial, dam moral. Dalam Islam, kebahagian berkaitan erat dengan ketaan kepada Allah, kasih sayang terhadap sesama, dan pemenuhan tugas-tugas keagamaan.

Kebahagiaan juga dilihat sebagai hasil dari pengendalian diri, bersyukur atas nikmat Allah, dan menjaga hubungan baik dengan sesama. 

Baca Juga

Dalam cuplikan video ceramah Gus Iqdam tentang “Memahami Arti Kebahagian dalam Kehidupan”, disebutkan bahwa Allah SWT akan menjanjikan kepada setiap umatnya yang selalu berbuat kebaikan disetiap harinya. Hal tersebut juga merujuk pada firman Allah dalam Surat an-Nahl ayat 97, berbunyi:

مَنْ عَمِلَ صَٰلِحًا مِّن ذَكَرٍ أَوْ أُنثَىٰ وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُۥ حَيَوٰةً طَيِّبَةً ۖ وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُم بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا۟ يَعْمَلُون

Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan

Maka sesuai ayat Alquran diatas, Allah menegaskan akan membalas semua amalan yang dikerjakan setiap manusia semasa hidupnya, termasuk berbuat baik kepada sesama. 

Selain itu, Allah juga menegaskan tidak ada batasan gender dalam mendapatkan keberkahan dan balasan-Nya. Yang diperlukan hanyalah iman yang kuat dan amal kebajikan yang tulus. Dengan memahami dan mengamalkan ajaran ini, umat Islam dapat menciptakan masyarakat yang lebih adil, harmonis, dan penuh kasih. 

Dalam Kitab Al-Qurtubi, terdapat 3 pilar kunci kebahagian, di antaranya:

Pertama, rezeki yang halal

Rezeki yang halal adalah nikmat yang diberikan Allah kepada hamba-Nya dengan cara yang dibolehkan oleh syariat Islam. 

Rezeki yang halal adalah sumber keberkahan, ketenangan, dan kepuasan hidup bagi individu dan masyarakat. Terdapat salah satu dalil yang menjelaskan anjuran Allah kepada manusia untuk mencari rezeki yang halal, yaitu Surat an-Nisa ayat 29:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ لَا تَأْكُلُوٓا۟ أَمْوَٰلَكُم بَيْنَكُم بِٱلْبَٰطِلِ إِلَّآ أَن تَكُونَ تِجَٰرَةً عَن تَرَاضٍ مِّنكُمْ ۚ وَلَا تَقْتُلُوٓا۟ أَنفُسَكُمْ ۚ إِنَّٱللَّهَ كَانَ بِكُمْ رَحِيمًا

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu," (QS An Nisa: 29).

 

Lihat halaman berikutnya >>>

 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement