REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Merger atau penggabungan BTN Syariah dengan Muamalat memasuki babak akhir. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan, merger tersebut menjadi fokus utama yang harus dilakukan BTN saat ini.
"Tahun ini kita mau merger Bank Muamalat dan BTN syariah. Itu yang kita akan coba dorong tahun ini," ujar Erick usai acara HUT ke-74 BTN dan peluncuran logo baru BTN di Indonesia Arena, Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, Ahad (3/3/2024).
Direktur Utama BTN Nixon L.P. Napitupulu juga menyampaikan progres merger BTN Syariah dengan Muamalat. Saat ditanya mengenai peluncuran fitur BTN Paylatter, Nixon menyebut hal itu akan terjadi dalam waktu dekat dan bersamaan dengan merger BTN Syariah dan Muamalat.
"Paylater masih menunggu izin, kan dari OJK, baru BI karena dua pintu. Kita harapkan memang bulan ini bisa keluar, harapannya selambat-lambatnya April, bareng Muamalat dan BTN Syariah," ucap Nixon saat sesi konferensi pers peluncuran logo baru BTN.
Sebelumnya, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Dian Ediana Rae mengungkapkan perkembangan terkini mengenai kabar merger BTN Syariah dan Bank Muamalat. Dian menuturkan saat ini proses uji tuntas merger kedua bank tersebut masuk finalisasi.
"Sudah dalam pembicaraan sudah agak lama. Itu tinggal tunggu finalisasi saja," kata Dian saat ditemui di Jakarta, Selasa (20/2/2024).
Dia menjelaskan, pembicaraan rencana merger kedua bank tersebut sudah dilakukan sejak beberapa bulan lalu. Dian menuturkan, diskusi kedua bank juga sudah dilakukan dengan Kementerian BUMN.
"Saya kira ini untuk kepentingan bersama dua bank ini bersinergi. Secara umum saya memprediksi salah satu akuisisi dan merger yang cukup menarik pada tahun ini," ucap Dian.